Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua RT 08 RW 02 Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Mulyandi mengaku diintimidasi oleh enam orang yang diduga relawan Ahok-Djarot. Seorang di antaranya yang berjenis kelamin perempuan diduga sering muncul di kawasan Kamal sejak putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sejak Februari lalu, kata Mulyandi, perempuan itu kerap membagikan atribut Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat ke masyarakat.
"Ada satu dari mereka, yang perempuan, itu sejak putaran pertama sudah terlihat. Dia selalu membagikan atribut," kata Mulyandi kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (19/4).
Menurut Mulyandi, perempuan itu bukan warga Kamal. Bahkan menurutnya, atribut yang pernah dibagikan itu sempat ditolak warga setempat. "Itu atribut ditolak oleh warga di sana," kata dia.
Namun Mulyandi menyatakan belum pernah melihat lima orang lainnya, begitu pun dengan warga. Dia mengklaim, warga sekitar merasa terganggu dengan gerak-gerik mereka pada hari pencoblosan putaran kedua ini.
"Sejak pukul 7 pagi sudah banyak warga yang mengadu ke saya, ketakutan karena ada orang lalu lalang bergerombol tujuh orang keliling terus," katanya.
Mulyandi lantas menegur gerombolan itu. Dia bertanya soal tujuan datang ke wilayahnya. Jika mereka memiliki kapasitas dan tanggung jawab sebagai saksi atau pengawas pilkada, Mulyandi menyarankan agar datang ke TPS. Dia tak ingin aktivitas mereka malah memunculkan opini buruk di masyarakat.
"Saya awalnya menegur dengan bahasa persuasif. Saya tanya dari mana dan tujuannya apa," katanya.
Salah seorang di antaranya menjawab dan menjelaskan bahwa dirinya dari kubu pasangan nomor urut dua. "Saya mau ngapain dan ke mana itu urusan saya," kata Mulyandi menirukan orang itu.
Setelah pembicaraan itu, lanjut Mulyandi, dirinya tiba-tiba diserang dari belakang oleh dua orang.
"Secara fisik, jelas itu saya ditendang berulang kali di punggung sampai ada pemukulan di atas punggung, itu enggak terhitung," katanya.
 Polisi dari satuan Brimob bersenjata lengkap melakukan patroli pengamanan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pasca kericuhan yang terjadi, di Kamal. (ANTARA FOTO/Fajrin Raharjo) |
Masyarakat yang melihat kejadian itu pun langsung bereaksi. Mereka kemudian diseret ke jalan raya oleh warga. Aparat keamanan pun mengamankan mereka di kantor kelurahan.
"Kabarnya sudah diamankan di Polres Jakarta Barat," kata Mulyandi.
Seorang warga setempat, Nur Hasan (30) mengatakan, sempat terjadi aksi kejar-kejaran di dekat TPS 14. Aksi itu sempat menjalar sampai ke Jalan Benda Raya dan membuat lalu lintas di sana tersendat.
"Tadi memang ada kejar-kejaran tapi tidak tahu ya kenapa. Saya juga tak paham," kata Hasan.
Tim Ahok Temukan IntimidasiJuru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni justru menyampaikan hal yang berbeda. Dia menyebut pihaknya menemukan sejumlah intimidasi di empat TPS di kelurahan Kamal, Kalideres.
"Kami menemukan intimidasi pemilih di TPS 13, 16, 17, dan 24 di Kelurahan Kamal, dan di TPS 15 di Ancol ada kerumunan orang dengan atribut tertentu," kata Raja saat ditemui di Hotel Pullman.
Namun berdasarkan pantuan
CNNIndonesia.com di TPS yang disebutkan itu, sejumlah warga mengaku tak ada kejadian mencurigakan maupun intimidasi. Bahkan satuan keamanan di lokasi juga menegaskan tak ada hal aneh sejak kemarin.
"Bukan di TPS 13, tapi di TPS 14. Kalau di sini aman," ujar seorang warga.
Meski demikian, prajurit Brimob tampak berjaga di kawasan tersebut hingga proses penghitungan suara selesai dilakukan.
[Gambas:Video CNN]