Jakarta adalah seorang perempuan yang pandai bersolek. Setiap hari berbenah dan menambal kebopengan, kerut, dan kusam wajah kota.
Sebagai kaum urban, saya tak lagi melihat Jakarta sebagai surga yang mampu menghipnotis orang untuk berbondong-bondong hidup menggantungkan nafkah, meraih sukses dan status atau menuntaskan mimpi.
Realitas kehidupan Jakarta ada di balik gedung-gedungnya yang menjulang. Hidup nyata di Ibu Kota adalah soal berdesakan berebut napas, soal hiruk pikuk dari lorong ke lorong, menembus kegelapan yang disembunyikan gemerlap kerlip gedung.

Bagi saya, Jakarta adalah ‘keindahan’ di balik kepalsuan dan keangkuhan.

Safir Makki

mulai serius belajar fotografi sejak 1997 di jurusan fotografi Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Usai menyelesaikan studi fotografi, ia menjadi fotografer secara profesional dan pernah bergabung di Media Indonesia, Jakarta Globe dan CNNIndonesia.com.

Pada zaman penjajahan Belanda, pasar malam pertama kalinya digelar di Gambir untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina. Menjadi tempat untuk pejabat dan rakyat membaur dan berpesta. Siapa sangka, ratusan tahun kemudian pasar malam menjadi identik sebagai hiburan kelas bawah warga Jakarta.
Lengkap dengan komedi putar, bianglala, dan wahana bermain lainnya, pasar malam kerap berpindah dari satu kampung ke kampung lain. Menjadi hiburan yang dinanti-nanti setiap hari besar tiba.
Namun seperti berkejar-kejaran dengan waktu, pasar malam mulai ditinggalkan.

Kecanggihan gawai elektronik dan menjamurnya pusat hiburan modern layaknya kanker yang terus menggerogoti kejayaan pasar malam di ibukota.

Adhi Wicaksono

berkesempatan untuk menghabiskan hari-harinya dalam fotografi (jurnalistik) usai mengikuti workshop GFJA. Pernah merasakan bekerja sebagai fotografer media cetak, online dan serabutan. Kini aktif sebagai salah satu fotografer CNNIndonesia.com.

Jakarta tak pernah tidur. Roda perekonomian terus bergulir tanpa kenal pagi, siang, atau tengah malam buta.
Denyutnya yang paling kentara adalah pasar tradisional.

Geliat dan hiruk-pikuk yang sangat dinamis, dalam selimut temaram, menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk membingkai kesibukan manusia-manusia di dalamnya.

Sepintas paras-paras yang kurang bersahabat muncul sebagai tantangan yang harus dihadapi. Pendekatan persuasif pun saya pakai untuk dapat mencairkan suasana sehingga rasa nyaman dapat mereka rasakan ketika saya bisa mendapatkan sedikit waktu mereka untuk diabadikan.
Andry Novelino

adalah fotografer CNNIndonesia.com yang berangkat mempelajari Ilmu fotografi secara otodidak. Ia lalu belajar dunia fotografi profesional dari tahun 2006 di Majalah Archipelago Merpati Airlines, MRA Media Group, News Papers The First Times dan Male Magazine Detikcom.

Orang bilang megapolitan sumber kebaruan. Mereka yang layu segera terpinggirkan oleh modernitas dan segala yang gres. Tapi hal itu tak terjadi di The Jaya Pub yang didirikan pasangan Rima Melati dan Frans Tumbuan.
Dengan mempertahankan suasa “oldies” lewat berbagai ornamen lama, para pekerja yang telah berusia seolah menunjukan yang tua masih bisa bertahan melawan kerasnya persaingan ibu kota.
Hampir setengah abad The Jaya Pub minim penggantian seperti awal dibuka di tahun 1970. Home Band yang memainkan lagu-lagu lawas, terompet jadul yang bergelantungan dan pengujung berusia paruh baya membuat saya ingin selalu kembali ke sini.

Tak melulu yang muda nongkrong di tempat kekinian, The Jaya Pub memberi suatu pengalaman yang berbeda bak berkelana dengan mesin waktu.

Hesti Rika

belajar fotografi semenjak berkuliah di fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Memberanikan diri ke ibukota untuk mengawali karier menjadi fotografer profesional di salah satu maskapai penerbangan. Merasa memiliki hasrat dan ingin belajar terus menurus di bidang foto jurnalistik kini Hesti menjadi bagian dari CNNIndonesia.com.

Low Light Photography

Saat ini teknologi fotografi berevolusi cepat. Kehadiran telepon pintar dilengkapi kamera berteknologi canggih menjadi tren baru yang membuat semua bisa menjadi fotografer. Para produsen ponsel pun berlomba-lomba mempercanggih fasilitas kamera untuk memudahkan pengguna berkreasi.
Pada fotografi, banyak teknis yang bisa dieksplorasi, salah satunya memanfaatkan cahaya minim (low light). Misalnya saja saat pagi, malam hari atau di dalam ruangan yang tanpa sumber cahaya natural seperti matahari. Fotografi ini melahirkan beberapa kesan yang menarik, tapi butuh ketelitian dan kesabaran untuk mendapatkannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memotret dalam kondisi minim cahaya menggunakan ponsel:

1.

Waktu terbaik untuk mendapatkan foto low light adalah saat fajar menjelang pagi, atau sore menjelang senja. Cahaya langit yang masih terlihat, ditambah pendaran lampu-lampu kendaraan dan gedung-gedung tinggi menjadikan foto terasa lebih sempurna dan memiliki kesan.

2.

Dibutuhkan tripod jika ingin menghasilkan foto yang presisi (tidak goyang ataupun blur). Dalam kondisi low light, kamera membutuhkan kecepatan/speed yang rendah untuk merekam cahaya yang lebih banyak.

3.

Perhatikan dan gunakan ISO yang benar saat kondisi cahaya redup. Semakin tinggi ISO, semakin terang foto yang dihasilkan dan kemungkinan semakin besar noise yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin kecil ISO yang digunakan, menghasilkan foto yang sedikit gelap dan minim noise.

4.

Gunakan fitur Night pada mode kamera ponsel. Ponsel terbaru dilengkapi fitur Night untuk memudahkan pengguna merekam cahaya malam. Fitur Night membutuhkan waktu beberapa detik untuk menyempurnakan gambar yang dihasilkan.

5.

Atur resolusi tertinggi pada kamera ponsel, misal 12M, 16M, 20M dengan kualitas imaji (image quality) tinggi.

6.

Jika ingin menyimpan hasil foto dengan ukuran besar, gunakan file RAW. Namun, jika hanya ingin disimpan di ponsel ataupun diunggah di sosial media, memilih file Jpeg cukup aman.

7.

Format ukuran foto pada ponsel beragam mulai 4:3 16:9 1:1. Pemilihan format mengikuti kebutuhan.

Seluruh foto diambil menggunakan OPPO R17 Pro

Share

  • Fotografer: Safir Makki, Adhi Wicaksono, Andry Novelino, Hesti Rika

  • Editor: Vetriciawizach Simbolon

  • Tata Letak: Fajrian, Muhammad Ali