Dalam ritual pelebon/ngaben di Bali, ada tiga tempat penyimpanan yang bisa digunakan untuk membawa jenazah hingga ke pembakaran: wadah, bade, dan lembu. Wadah biasa diperuntukkan untuk mereka yang tidak berkasta, sementara Bade dan Lembu bagi mereka yang memiliki kasta lebih tinggi.
Secara filosofis, Wadah dan Bade merupakan simbol bagian bawah dari Gunung Maliawan.
Secara fisik, perbedaan Wadah dan Bade terlihat dari atap atau tumpang. Bade umumnya memiliki tumpang yang jumlahnya menyesuaikan kasta orang yang akan melaksanakan pengabenan. Sementara Wadah tak memiliki tumpang dan berbentuk seperti tempat jenazah biasa.
Jumlah tumpang pada Bade memiliki aturan khusus; ada yang lima, pitu (tujuh), sembilan, solas (sebelas) dan seterusnya. Masing-masing jumlah akan digunakan kasta tertentu. Contohnya keturunan Dalem yang diperbolehkan menggunakan Bade tumpang sebelas (11) lengkap dengan Naga Banda dan kelengkapan upakara (sarana upacara) lainnya.
Sebagaimana semua tradisi dan kepercayaan di Bali adalah simbol kehidupan, ornamen-ornamen yang ada pada Bade juga memiliki makna tetentu.
Salah satunya adalah simbol naga, yang bisa diartikan sebagai ‘Kamerta pangurip jagat’. Simbol ini menggambarkan sifat niat rakus atau momo yang acapkali mengikat manusia. Pemasangan simbol naga pada Bade adalah cara untuk melebur sifat tamasika orang yang meninggal sehingga tidak terbawa ke alam sunia.
Ornamen lainnya adalah Boma atau kepala raksasa yang memiliki caling (taring) dengan mulut terbuka – simbol perwatakan rasa tidak pernah puas manusia.