



Dan Sirna
Manusia
Oleh:
Adhi Wicaksono











Apa yang akan terjadi jika manusia benar-benar hilang dari alam semesta, sementara hewan dan tumbuhan kembali menguasai dunia?
Dalam usia yang telah melebihi empat miliar tahun, bumi terus mengalami berbagai perubahan. Demikian pula dengan peradaban manusia yang tak pernah berhenti mencari bentuk.
Tiga abad setelah revolusi industri, teknologi kian canggih dan memukau. Otomatisasi mesin pun menggila. Jejak manusia kian jadi, dari dasar bumi hingga ke puncak langit.
Dan kini bumi memasuki masa ketika kehidupan manusia di dalamnya demikian memberi dampak. Dari dasar laut hingga udara, dari gurun hingga kutub utara.
Panel Antar-Pemerintah Tentang Perubahan Iklim PBB menyalahkan manusia sebagai penyebab utama peningkatan suhu bumi sejak tahun 1950-an -- yang tidak pernah terjadi selama berabad-abad sebelumnya.
Menurut analisis data satelit University of Maryland (UMD) dan World Resources Institute (WRI) sejak 2002, daerah tropis kehilangan lebih dari 60 juta hektar hutan primer, atau sama dengan 1,3 kali Pulau Sumatera.
Bahkan hanya sedikit tersisa ruang untuk binatang liar. Kini 90% berat seluruh mamalia di dunia terdiri atas hewan yang dipelihara atau diternakkan manusia.
Saat ini bumi dan manusia pun mengalami perubahan selanjutnya, ketika organisme mungil berukuran tak lebih dari 0,123 mikrometer menjadi 'alien' yang menginvasi seluruh negara.
Menghilangkan lebih dari dua juta nyawa penduduk dunia hanya dalam waktu satu tahun.
Meluluhlantakkan tatanan dan memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang masa depan.
Lalu bagaimana jika suatu saat jejak manusia di muka bumi sirna, dan tumbuhan serta hewan kembali berkuasa?