Surat-surat untuk Kevin & Marcus
Chafidz Yusuf
Untuk Kevin & Marcus

Bersatunya Kevin dan Marcus, saya bilang itu merupakan sebuah gabungan momen-momen yang bertepatan.

Saat itu Selvanus Geh yang jadi pasangan Kevin mengalami sakit. Karena sakit itu, Selvanus Geh lalu mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung. Saat itu berarti Kevin tidak punya pasangan.

Tidak lama kemudian, Gideon ini datang ke saya. Dia berbicara bahwa dia pengen nyoba lagi di Pelatnas setelah tidak lagi berpasangan dengan Markis Kido. Dia mau dipasangkan sama siapa saja.

Pada saat itu saya melihat kesungguhan dia. Dari bahasa tubuhnya, sinar matanya. Saya lihat pemain ini masih punya usaha yang kuat.

Pada saat itu Kevin tidak ada partner dan dalam bayangan saya, Kevin dan Gideon bakal bagus nih. Keputusan saya memasangkan Kevin dengan Marcus karena memandang hal ini demi kepentingan prestasi bulutangkis Indonesia.

Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon dalam pertandingan BWF World Super Series Finals 2017. Arsip PBSI

Masuk dari segi teknis. Karena saya punya feeling seperti itu, saya langsung menyampaikan pada Pak Rexy Mainaky selaku Kabid Binpres.

Pak Rexy langsung mengadakan rapat dengan para pelatih ganda putra. Para pelatih diminta pendapatnya. Dalam rapat itu ada pro-kontra karena seperti yang sudah diketahui, Marcus sempat ada permasalahan dengan Herry IP.

Begitu Pak Rexy bertanya pada saya, saya lalu menjawab: "Tolonglah diberi kesempatan."

Dasar pertama pemikiran saya adalah Marcus datang ke saya dengan kesungguhan. Jadi atas kemauannya sendiri. Saya melihat kesungguhannya yang luar biasa.

"Tolong kasih kesempatan saya untuk mencoba membuat Gideon berprestasi."

Begitu kata saya. Lalu Pak Rexy bertanya soal rencana pemain yang bakal dipasangkan dengan Gideon.

"Menurut saya, feeling saya dia akan bagus dengan Kevin. Kebetulan Kevin ini belum ada partnernya lagi."

Saya juga sempat berucap: "Bila Marcus bermasalah atau tidak bisa berprestasi, saya siap dikeluarkan karena itu bentuk tanggung jawab sebagai pelatih."

Atlet bulutangkis Indonesia Marcus Gideon pada pertandingan China Open 2022. AFP / STR

Di rapat itu akhirnya diputuskan Gideon diizinkan masuk di bawah penanganan saya.

Dari segi usia, sebenarnya Gideon sudah masuk ke usia senior. Waktu Gideon sebelum keluar Pelatnas, dia pun sebenarnya sudah di kategori utama.

Kevin, bila bicara skill, dia sudah memiliki semua, tinggal penajaman-penajaman saja. Cuma saya nilai, Kevin ini butuh seorang senior yang membuat dia itu akan lebih banyak belajar. Dia butuh orang yang berpengalaman.

Gideon ini, kita semua tahu kalau Gideon punya tenaga yang besar. Kevin sebagai orang yang mengatur serangannya. Dengan karakter seperti itu, pasti akan masuk secara permainan.

Saat awal masuk, Kevin dan Gideon ada di bawah pengawasan saya yang merupakan pelatih pratama. Sedangkan utama dipegang Koh Herry dan Aryono. Jadi saat itu dibagi dua grup.

Mereka sedang fokus mempersiapkan Olimpiade. Saat itu pegang dua pasangan yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Angga Pratama/Ricky Karanda.

Jadi memang saat itu sempat ada jeda, tidak langsung Gideon kembali di bawah Herry. Memang awal-awal masih kaku namun waktu itu kan latihan gabungan cuma hari Rabu atau Kamis yang bersama-sama. Seiring berjalan waktu, hubungan mereka pun kembali membaik.

Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon dalam pertandingan India Open 2023. Arsip PBSI

Keinginan memasangkan Kevin dengan Marcus itu spontanitas karena saya ada feeling. Besoknya Marcus mulai latihan, langsung saya coba. Saya coba sambil sesekali saya putar dengan pemain lain. Saya amati berulang-ulang.

Saya lalu sampaikan kepada mereka bahwa kalian berdua mulai sekarang sudah jadi partner, jangan diubah-ubah lagi. Kebetulan Kevin dan Marcus sama-sama mau mendengarkan.

Di awal, Kevin itu orangnya agak sungkanan karena melihat Marcus lebih senior. Memang benar bahwa di awal ada kendala-kendala.

Misal Kevin itu orangnya agak sungkanan gitu, karena melihat Sinyo itu lebih senior.

Selain itu misal speed Kevin itu dia lebih cepat, lebih agresif, sedangkan Sinyo kurang. Kevin kadang-kadang terlalu cepat sedangkan Gideon kurang, jadi yang saya bentuk itu keseimbangannya.

Jadi saya minta Kevin agak diturunkan speed-nya, Gideon dinaikkan speed-nya. Sehingga ketemu di tengah-tengah.

Memang gak gampang dan butuh waktu. Kevin sendiri waktu itu agresif, punya inisiatif, tetapi powernya belum ada.

Dalam proses pembentukan Kevin/Gideon menjadi pasangan yang bagus, tidak ada pertikaian atau berantem di antara mereka. Cuma memang mereka sering curhat dan komunikasi. Saya lalu menjembatani hal tersebut.

Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon dalam pertandingan Daihatsu Indonesia Masters 2023. ANTARA FOTO / Indrianto Eko Suwarso

Bagi saya, dalam pasangan itu yang terpenting komunikasi di lapangan bagus. Di luar lapangan, saya siap menjadi teman diskusi. Bila ada masalah, saya siap mendengar dan turut mencari solusi. Hal itu lebih enak dibanding pemain berantem sedangkan saya sebagai pelatih tidak mengerti masalahnya.

Sinyo dan Kevin memang tidak terlalu akrab di luar lapangan, seperti yang saya bilang tadi, mungkin Kevin ada perasaan sungkan. Saya oke-oke saja dengan itu yang terpenting di lapangan mereka harus bisa bersama-sama dalam satu permainan.

Sebagai pasangan, yang terpenting tidak boleh menutup diri di lapangan. Kalau di luar lapangan, itu urusan lain. Di lapangan, chemistry mereka harus jadi satu.

Pada suatu momen, mungkin Herry merasa dua pasangan itu kurang untuk sparring atau kurang hal-hal lainnya, kemudian digelar rapat. Herry maunya kembali digabung. Mungkin Herry melihat bahwa selama saya pegang, progress pemain-pemain lain bagus. Akhirnya saya, Rexy Mainaky, Ricky Soebagdja, dan Herry rapat lagi.

Rapat itu membahas apa yang sebenarnya diinginkan untuk nomor ganda putra. Herry minta kembali digabung karena sebelumnya kan pisah. Pada saat rapat itu, terus terang saja, saya memberikan komitmen-komitmen, konsekuensi-konsekuensi, dan aturan-aturan yang kita harus sama-sama jalankan dengan benar.

Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon dalam pertandingan Daihatsu Indonesia Masters 2022./span> ANTARA FOTO / Muhammad Adimaja

Di antaranya, jangan sampai ada masalah lagi dengan pemain. Terus harus bisa bersikap adil, tidak pilih kasih. Bagi saya tidak masalah kalau mau dikumpulkan jadi satu lagi, tetapi kita harus kasih kesempatan yang sama, kasih kepercayaan yang sama.

Herry menyanggupi itu semua dan akhirnya kembali digabung. Latihan pisah sebelum digabung waktu itu kira-kira setengah tahun.

Setelah latihan pemain-pemain ganda putra digabung, tak lama kemudian juga saya pindah ke nomor ganda putri. Saya pun tidak lagi memegang Kevin/Marcus dalam latihan sehari-hari.

Saya bilang ke mereka bahwa mereka sudah di atas, jadi tugas saya sudah selesai. Mudah-mudahan kalian di bawah Herry dan Aryono bisa terus lanjut.

"Siapapun pelatihnya, semua itu tergantung dari kamu sendiri. Dari pemain sendiri, bagaimana kamu berusaha, sejauh mana usaha kerasnya untuk jadi pemain dunia. Kemampuan kalian itu ada. Pasti bisa."

Itu yang saya sampaikan. Karena saya tak pernah ragu, saya punya feeling kuat bahwa Kevin/Marcus ini bisa di atas. Seorang pelatih itu memang harus punya insting dan feeling yang kuat. Jadi dia bisa merasakan bahwa pemain ini bakal luar biasa, pemain yang ini biasa-biasa saja.

Setelah itu, saya kemudian pindah ke nomor ganda putri dan tidak lagi memegang Kevin/Marcus. Hubungan kami tetap baik. Karena tidak lagi memegang langsung, saya cuma memonitor perkembangan mereka dan ikut senang serta bangga ketika mereka berprestasi.

Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon menjuarai French Open 2019. Arsip PBSI

Di bulutangkis, tiap pemain itu seolah ada garis hidup masing-masing. Ada jalannya masing-masing. Ada pemain yang perfect, semua juara. Tetapi ada pemain yang jalannya berbeda. Ada pemain yang merajai Super Series tetapi tidak bisa juara dunia dan Olimpiade.

Karena itu ketika Kevin/Marcus bisa merajai Super Series tetapi tidak bisa juara dunia dan juara Olimpiade, saya hanya bisa memberikan support. Saya berkata pada mereka agar tetap berusaha mengejar, jangan langsung beranggapan bahwa tidak bisa. Tetapi ya ternyata sampai sekarang hal itu tidak kesampaian.

Setelah Olimpiade, dalam pandangan saya, memang sebenarnya tidak bisa mengandalkan satu pasangan ini saja. Menurut saya harus ada regenerasi.

Kevin harus dicarikan pemain muda yang bisa mengimbangi. Pemikiran saya itu sudah mulai muncul sejak Gideon cedera. Dalam pandangan saya, yang cocok dengan Kevin itu Daniel Marthin.

Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Rahmat Hidayat dalam persiapan menuju Korea Masters 2023. Arsip PBSI

Saat Kevin dipasangkan dengan Rahmat, menurut saya kurang masuk. Kevin harus dipasangkan dengan pemain yang kualitasnya tidak terlalu jauh, tidak terlalu di bawah. Seperti Leo, Daniel, Bagas, Fikri itu kan tidak terlalu jauh kemampuannya dengan Kevin.

Saat Gideon memutuskan pensiun, saya sebenarnya tidak terlalu kaget. Mungkin sudah saatnya. Selain itu juga dia ada cedera. Kalau tidak ada cedera mungkin lain soal karena Marcus itu masih punya tekad yang bagus.

Tetapi begitu cedera dan harus memulai lagi dari awal tentu berat. Saya pikir memang sudah waktunya.

Namun Kevin ini sebenarnya masih potensial. Masih bisa ditingkatkan kembali. Kalau menurut saya di nomor ganda, pemain depan memang cenderung lebih awet dan lama kariernya di dunia badminton. Kalau pemain belakang itu kan benar-benar membakar power yang lebih butuh banyak tenaga.

Atlet bulutangkis Indonesia Kevin Sanjaya dalam pertandingan Daihatsu Indonesia Master 2018. CNN Indonesia / Hesti Rika

Sebelum Kevin memutuskan pensiun, saya sempat bertemu Kevin. Di situ dia cerita masalahnya. Saya sempat bilang ke Kevin bahwa dia masih bisa coba main 1-2 tahun lebih dulu.

1-2 tahun ke depan dulu. Tidak usah memikirkan Olimpiade karena Olimpiade 2028 masih terlalu jauh. Kevin punya kemampuan dan membuat posisi Indonesia di dunia bulutangkis tetap di atas.

Sebagai pelatih, saya bangga Kevin/Marcus bisa meraih kesuksesan. Saya percaya bila pelatih kerja dengan tulus, ikhlas, dan mempunyai niat kuat untuk mewujudkan impian pemain, akan dilancarkan semuanya. Karena itu yang selama ini saya lakukan.

Kini Kevin dan Marcus sudah pensiun. Saya harap mudah-mudahan semua rencana yang mereka susun setelah ini bisa berjalan sukses. Mereka bisa sukses di hal-hal lain, baik itu di dunia bisnis maupun di rumah tangga, seperti sukses mereka di dunia bulutangkis.

Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon menjuarai All England 2017. Arsip PBSI