Hendra bertemu saya di Swiss Open. Saat itu dia berstatus atlet luar pelatnas. Hendra menyampaikan keinginan untuk kembali ke Pelatnas.
Karena saat itu saya jadi pelatih ganda putri, saya lalu sampaikan keinginan itu ke Herry IP. Dan ternyata setelah Olimpiade 2012, saya dipindah ke nomor ganda putra untuk jadi asisten Herry.
Kalau ada yang tanya kenapa Hendra pilih bilang ke saya lebih dulu dan gak langsung ke Herry, mungkin karena waktu itu kan kalau ketemu turnamen di luar sering ngobrol-ngobrol. Selain itu, Hendra juga pernah sama saya di pelatnas pratama.
Jadi mungkin dia merasa berani bertanya: "Apakah saya masih bisa berprestasi?". Saat itu saya juga bilang bahwa kalau usia masih 28, masih bisa berprestasi. Nanti saya coba bilang sama Herry. Saya lalu lapor sama Herry, di-follow up dan akhirnya masuk lagi.
Aryono Miranat dalam latihan jelang BWF World Tour Finals 2023 yang berlangsung di Hangzhou, 13-17 Desember 2023.
Dok. PBSI
Saya itu pernah pegang Hendra saat dia baru masuk Pelatnas di 2001. Saya pegang nomor pratama ganda putra.
Tapi sebenarnya soal ketemu Hendra, saya sudah pernah melihat dia saat saya masih jadi pelatih klub di PB Djarum. Kan pemain PB Djarum sering ketemu pemain Jaya Raya. Saat itu saya lihat Hendra dan Markis Kido itu memang bagus, susah mengalahkan mereka. Potensial bisa dibilang mereka itu.
Waktu Hendra masuk Pelatnas, Pelatnas Cipayung itu isinya masih banyak senior. Tetapi gak masalah walaupun Hendra pendiam. Karena yang terpenting dia enggak buat salah. Enggak buat macam-macam dan lurus-lurus saja.
Setelah dari ganda putra, saya dipindah jadi asisten ganda campuran menemani Richard Mainaky. Saat itu saya tidak memegang Hendra lagi.
Tetapi melihat Kido/Hendra saat itu, dan keberhasilan pemain muda memenangkan medali SEA Games membuat saya sempat yakin bahwa Kido/Hendra memang bakal berprestasi dan terbukti di 2008 mereka dapat medali emas Olimpiade.
Sedangkan Ahsan, saya tidak terlalu memperhatikan di awal dia masuk ke Pelatnas Cipayung. Karena saat itu saya tugas di ganda campuran lalu pindah ke ganda putri. Jadi saya cuma sedikit tahu bahwa ia punya pukulan smash yang bagus. Saya pernah lihat dia main memang serangannya bagus.
Ganda Putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan berusaha mengembalikan kok ke ganda putra Cina Han Chengkai dan Zhou Haodong saat pertandingan semifinal Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (26/1/2019).
ANTARA FOTO / Hafidz Mubarak A / hp
Waktu awal Ahsan/Hendra berpasangan memang tidak mudah. Hendra waktu itu masih ada cedera lutut. Kemudian berpasangan dengan Ahsan yang juniornya dia. Lalu juga gagal di Olimpiade. Mungkin bisa dibilang pikirannya masih galau, apakah duet baru ini bisa berhasil atau tidak.
Ahsan itu termasuk pemain dengan smash yang keras. Dia juga bisa main di depan selain bertugas menyerang di belakang. Hendra juga bisa bagus main di depan dan di belakang. Dan rotasi bagus itu sudah terlihat sejak mereka berpasangan.
Ternyata duet Ahsan/Hendra berhasil. Prestasi mereka bagus. Tahun 2013 dan 2014 langsung tancap gas, bisa dua kali juara dunia dan juara Asian Games. Mereka bisa raih gelar di turnamen-turnamen besar tetapi kemudian tak bisa berprestasi di Olimpiade 2016.
Saat itu saya ikut ke Brasil tetapi hanya sebagai pendamping di training camp karena keterbatasan jumlah akreditasi yang didapat. Menurut saya, memang Olimpiade itu pressure-nya tinggi. Pemain yang diunggulkan bisa gagal. Padahal Ahsan/Hendra waktu itu juga baru juara dunia dan juara BWF Super Series Finals di akhir 2015.
Waktu itu banyak yang mengunggulkan Ahsan/Hendra tetapi mungkin pressure-nya tinggi jadi mereka tidak bisa maksimal. Lawan-lawan yang dihadapi juga tidak mudah.
Setelah Olimpiade 2016, Ahsan dan Hendra berpisah. Mereka sempat bermain dengan pemain lain dan akhirnya mereka balik berpasangan. Hasilnya, mereka bisa kembali juara dunia di 2019, juga juara All England dan BWF World Tour Finals.
Saya menilai keberhasilan mereka di 2019 itu sebagai sebuah hal yang wajar. Karena mereka disiplin, selain itu memang juga punya kemampuan bagus sebagai pemain. Latihannya disiplin. Di luar lapangan juga disiplin. Dari segi tenaga, gerakan juga masih oke dan belum terlalu berumur.
Soal Olimpiade 2020, Olimpiade itu kan diundur karena Covid. Situasi Covid juga tidak gampang. Juga karena ada bertambahnya usia lantaran Olimpiade diundur satu tahun.
Situasi Covid itu tidak gampang karena pemain yang positif harus karantina. Latihan tidak bisa fulls. Kalau ke mana-mana deg-degan karena harus menjalani tes segala macam.
Saat Ahsan/Hendra terus bermain, otomatis tidak ada lagi rekan sebaya di Pelatnas. Tetapi mereka bisa berbaur dengan pemain yang usianya jauh di bawah mereka. Mereka itu bisa berperan sebagai kakak, tetapi juga bisa menyesuaikan diri dan gak merasa bahwa diri mereka lebih senior dan orang lain harus hormat.
Mereka tetap rendah hati, baik sama yang lain, dan banyak kasih tahu pemain lain tentang berbagai hal sehingga pemain lain bisa mencontoh.
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan mengembalikan kok ke arah lawannya pebulu tangkis ganda putra Thailand Chaloempon Charoenkitamorn dan Nanthakarn Yordphaisong dalam pertandingan babak penyisihan grup A Piala Thomas Uber 2022 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Senin (9/5/2022). Hendra/Ahsan kalahkan ganda putra Thailand dengan skor 21-12, 26-28 dan 21-11.
ANTARA FOTO / M Risyal Hidayat / pras
Saat latihan dan tampil disiplin, otomatis Ahsan/Hendra sudah memberikan contoh pada pemain-pemain yang junior. Selain itu kalau mereka sparring dengan junior, mereka main serius tidak pernah main-main.
Hal-hal yang bisa dicontoh dari Ahsan/Hendra adalah sikap rendah hati. Hendra punya teknik tinggi di lapangan dan disiplin latihannya bagus. Ahsan juga sangat disiplin dan profesional sebagai atlet.
Bisa dibilang dengan keputusan pensiun Ahsan/Hendra, dunia bulutangkis sangat kehilangan. Bukan hanya Indonesia saja, tetapi seluruh dunia bulu tangkis.
Karena mengingat prestasi mereka, pencapaian mereka, kualitas permainan mereka. Juga perilaku mereka di dalam dan luar lapangan.
Bagi atlet-atlet muda, jadikan Ahsan/Hendra sebagai motivasi agar pencapaian mereka bisa seperti Hendra dan Ahsan. Ahsan dan Hendra bisa dijadikan acuan, dijadikan contoh.
Untuk Ahsan dan Hendra, harapan saya semoga di manapun mereka berada, saya harap mereka bisa terus melakukan dan mendapatkan yang terbaik. Baik itu di pekerjaan mereka atau di karya mereka nanti.