Central Jakarta, CNN Indonesia -- "Hompimpa alaium gambreng. Mpok Ipah pakai baju rombeng."
Sebagian dari kita pasti membacanya dengan ‘nada’ seperti saat bermain di masa kecil. Ya, ini merupakan salah satu lirik lagu permainan tradisional yang dulunya populer. Coba anda lihat keluar rumah anda, masihkah anda mendapati suara anak-anak sedang bernyanyi lagu-lagu khas permainan tradisional kemudian tertawa lepas, berlarian, dan bersenda gurau dengan teman sebayanya? Sudah sangat sulit untuk ditemukan karena permainan-permainan itu sudah ‘tenggelam’ oleh perkembangan dan kecanggihan teknologi.
Anak-anak kini lebih tertarik dengan gadget seperti smartphone, tablet dan game online. Dampaknya mereka lebih senang berada di dalam kamar atau asik sendiri untuk sekedar menikmati permainan yang tersedia di gadget mereka dan membuat mereka menjadi pribadi yang kurang mempedulikan sekitar atau anti-sosial. Tidak ada yang salah untuk bersikap terbuka dengan perubahan zaman, tapi akan lebih baik jika itu diimbangi dengan kegiatan di luar sebagaimana mestinya anak-anak yang identik dengan dunia bermain dan belajar berinteraksi dengan sekitar.
Coba kenang kembali permainan tradisional pada masa kecil seperti congklak, bekel, petak umpet, petak jongkok, gobak sodor, gasing, bentengan, dan masih banyak permainan menarik lainnya. Permainan ini bukan hanya sekedar menyenangkan tapi juga dapat mengembangkan kepintaran, keterampilan, ketekunan, dan bahkan sosial anak. Anak-anak dapat belajar bertoleransi, sportif, dan menghargai temannya. Contohnya dengan membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk bali akan meningkatkan kreatifitas. Melatih kerja sama saat bermain gobak sodor. Dapat juga melatih ketangkasan saat bermain congklak, dimana mereka harus mempunyai strategi agar mendapatkan biji dalam jumlah terbanyak.
Sadarkah kita bahwa permainan tradisional sebenarnya memiliki banyak efek positif baik dari segi psikologis maupun segi fisik? Seandainya orangtua zaman sekarang tidak selalu menuruti kehendak anaknya melainkan bisa memimpin dan mengajarkan anaknya ke arah yang lebih baik tanpa memiliki rasa gengsi berlebih. Gengsi jika anaknya belum bisa memainkan gadget dengan lancar dan gengsi jika anaknya tidak membawa tablet di tas nya. Pada akhirnya keadaan seperti itu akan membuat anak ketergantungan atau kecanduan oleh gadget. Tidak mau kan generasi penerus hanya menjadi generasi nunduk? Ayo main permainan tradisional!