Jakarta, CNN Indonesia -- Aku terbangun, kudengarkan suara detak jantung yang berdetak bersamaan denganku. “Suara apakah itu?”, aku berkata. “Itulah suara detak jantung malaikat yang sedang mengandungmu, hingga sembilan bulan mendatang. Malaikat itu akan menjagamu dari saat kau berada di sini, di kandungannya, hingga nanti kau dilahirkan ke dunia.
Malaikat itu aku ciptakan untukmu, untuk kutitipkan kau kepadanya, karena aku tahu bahwa dia memiliki hati yang sejernih air mengalir, kasih sayang yang tiada hampanya, dan cinta yang setulus-tulusnya. Jika nanti kau dilahirkan ke dunia, dibesarkannya, aku mohon jagalah dia, sayangilah dia, turutilah pintanya, dan terakhir, doakanlah dia, karena surgamu berada di telapak kakinya. Kujadikanlah dia Ibu-mu, jadilah anak yang patuh kepadanya”, jawab Sang Maha Pencipta.
Sembilan bulan pun berlalu, sepercik cahaya kulihat jauh dari kegelapan ini, “Inilah yang Tuhan maksud dengan dunia”, pikirku. Dunia, jauh seperti alam yang telah aku tinggali selama ini, tak lagi hening dan sunyi, tetapi marak dengan kebisingan. Cahaya itu semakin terang, sampai akhirnya aku berada di suatu ruangan yang ramai, suara-suara yang dipenuhi dengan rasa syukur yang tak terhingga. Mereka pun tersenyum melihatku, aku hanya dapat terdiam dan menangis.
Hadirlah sesosok perempuan di hadapanku, tatapannya penuh cinta, senyumannya membuatku yakin bahwa ialah “malaikat” yang sudah Tuhan janjikan kepadaku saat ruh-ku ditiupkan. Ia menggenggam tanganku dengan erat, aku dapat merasakan kehangatan tubuhnya, hatiku luluh melihat bahagianya. “Ibu telah menantimu sejak lama, Nak”, dia berkata.
Tahun pun berlalu, aku telah tumbuh besar, hadir di antara kakak-kakakku. Cinta seorang Ibu memang tidak pernah usang. Tak lelahnya dia menjagaku saat aku sakit, menahan rasa rindunya kepadaku saat aku hendak belajar ke sekolah, dan tak henti-hentinya dia berucap syukur saat melihatku berprestasi.
Ibu, telah mengajariku segala hal di dunia, mengajariku apa itu pentingnya selalu bersyukur kepada hidup yang sudah ditentukan, menerima apapun yang sudah diriwayatkan kepada nasib kita dan terus percaya bahwa di balik setiap usaha pasti akan ada kebahagiaan yang menanti.
Aku sangat amat bersyukur kepada Yang Maha Kuasa, dilahirkan dari kandungan seorang malaikat bersosok manusia yang kupanggil dengan sebutan Ibu sampai saat ini. Aku tak tahu apa yang akan kulakukan tanpanya. Ialah sumber motivasi terbesarku, panutan yang dapat kuandalkan pada situasi apapun, sosok yang telah mengajarkanku apa esensi dari kehidupan ini.
Setiap hari aku doakannya, aku doakan keselamatannya, kesehatannya. Aku bermimpi suatu saat nanti aku dapat menjadi sepertinya bagi anak-anakku. Mutiara dalam hidupku, ialah dirimu Ibu. Cintamu seluas samudra yang terbentang, cahaya kasih sayangmu bagaikan sinar matahari yang menyinari bumi ini, membuatku hidup. Terima kasih Ibu, atas segala jasa dan kebaikanmu. Berikan aku kesempatan untuk membuat senyuman manis itu di wajahmu Ibu, aku berjanji akan membuatmu bangga.