Sejuta Semangat Lahir dari Mama

CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2015 14:13 WIB
Mama cuma sekolah SPG, itu pun tak tamat. Namun Allah memberi mama kelebihan lain. Mama mudah bergaul dan mengajariku untuk tidak minder.
Ilustrasi (didesign021/Thinkstock)
Jakarta Timur, CNN Indonesia -- Ma, sudah berapa tahun ya umur mama sekarang? Kok aku lupa ya, Ma? Oh iya umur mama sekarang 58 tahun sedang aku 37 tahun.

Haahh, tidak terasa ya Ma umur kita sudah tua. Rasanya baru kemarin Mama menuntunku sekolah, mengepang rambut panjangku, menjahitkan seragam sekolah dengan model yang lain daripada teman lainnya. Sekarang kita sudah sama-sama tua. Anak mama perempuan dua, demikian pula denganku.

Mama cuma sekolah SPG, itu pun tak tamat. Namun Allah memberi mama kelebihan lain. Mama mudah bergaul dan mengajariku untuk tidak minder.

Mama mengajariku sopan santun, etika dan cara berpakaian yang rapi dan pantas. Mama mengajariku bagaimana cara bergaul dengan kalangan bawah, kalangan menengah hingga atas. Kata mama, perempuan harus bisa membawa diri sebagai anak, istri dan menantu. Dulu aku selalu kesal bila mama menceramahiku dengan segudang aturan dan etika sopan santun, padahal di saat yang sama buku menggodaku untuk segera menyelesaikan bait-baitnya.

Beranjak dewasa, mama makin cerewet. Dari urusan dapur, sumur sampai kasur jadi bahan makananku sehari-hari. Tak adakah waktu untuk diriku yang ingin berjam-jam membaca tanpa diganggu? Kesal ingin marah namun takut menyakiti hati mama. Aku sadar maksud mama baik ingin anaknya terampil dengan pekerjaan rumah dan peka dengan lingkungan.

Namun, sekarang aku yang bersujud mohon ampunanmu, Ma. Tak kuhiraukan laranganmu hingga akhirnya rumah tanggaku berantakan. Bertubi-tubi masalah menderaku karena melalaikan perkataanmu. Mohon ampun beribu ampun untuk anakmu ini, Ma. Tanpa ajaranmu, anakmu ini takkan pernah menjadi perempuan kuat. Tanpa bimbinganmu aku takkan mampu bersosialisasi dengan orang lain. Tanpa doronganmu aku akan tetap jadi anak yang minder. Tanpa kasih sayangmu aku takkan mampu bertahan di tengah badai dengan dua cucumu.

Terima kasih, Ma. Kini waktunya engkau menikmati hari tua bersama cucumu. Biarkan anakmu ini yang berjuang, berkarya dan mencari rezeki.

Doakan aku mampu mempersembahkan karya dan kerja kerasku ke hadapan publik. Doakan anakmu bisa mencapai impian yang tertunda. Satu hari aku akan berdiri di panggung atau tampil di televisi, dan itu kupersembahkan untukmu, Mama. Tak ada kata terlambat karena ada SEJUTA SEMANGAT dalam dirimu yang kau tularkan padaku.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER