TRANSISI PEMERINTAHAN

Harga BBM Terlalu Teknis Dibahas Jokowi-SBY

CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2014 12:36 WIB
Pembahasan kenaikan BBM dinilai terlalu teknis jika dibahas pada level pimpinan negara. Hasil pertemuan Jokowi-SBY di Bali diharapkan mampu memberikan solusi yang lebih komprehensif selain rencana kenaikan BBM pada proses transisi.
Jakarta, CNN Indonesia --
 
Ketua Bidang Pertahanan dan Hubungan Internasional Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan partainya belum mendapatkan hasil pertemuan dari Presiden terpilih Joko Widodo dan Presiden inkumben Susilo Bambang Yudhoyono di Bali, Rabu (27/8) malam.
 
Namun, dari yang ia ketahui, untuk permasalahan krusial seperti rencana kenaikan bahan bakar minyak masih dianggap terlalu dini. Dalam waktu dekat rencana kenaikan harga BBM belum menjadi fokus utama karena Jokowi lebih memilih untuk mematangkan postur APBN untuk 2015.
 
"Pembahasan tentang subsidi bbm terlalu teknis. Kemungkinan hal itu akan didelegasikan ke menteri-menteri atau pejabat-pejabat teknis dan baru akan didiskusikan kembali," kata Andreas saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (28/8).
 
Sementara itu Anggota Komisi XI dari Fraksi Demokrat Achsanul Qosasi menyatakan bahwa, Jokowi tidak perlu takut kehilangan elektabilitas jika menaikkan BBM diawal periode pemerintahannya.
 
"Pemerintahan sekarang hampir selesai, jadi tidak mengambil kebijakan strategis lagi, citra Jokowi tidak akan hilang seandainya nanti ia menaikan BBM," ujar Achsan ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
 
Menurutnya saat pemerintahan SBY-Jusuf Kalla 2004-2009 hal tersebut juga pernah terjadi, dan tidak menurunkan elektabilitas SBY sebagai presiden.
 
"Dalam RAPBN yang telah kita susun sebenarnya ada alokasi langsung yang bisa dipakai sebagai penyeimbang jika BBM jadi dinaikkan," kata Achsan.
 
Lebih lanjut ia menyatakan jika nanti BBM naik sekitar Rp 1.000 sampai Rp 1.500 itu sudah menghemat anggaran hingga 35-40 triliun rupiah.
 
Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto mengatakan belum menerima hasil pertemuan Jokowi-SBY di Bali kemarin (27/8) malam.
 
Andi mengatakan bahwa saat ini fokus Tim Transisi adalah BAPPENAS, dan Kementerian Keuangan. "Yang mendesak saat ini adalah masalah RAPBN," ujar Andi saat dijumpai wartawan di Kantor Transisi, Kamis (28/8)
 


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER