Jakarta, CNN Indonesia -- Kabar merebak, bergabungnya Fraksi Partai Demokrat ke dalam Koalisi Merah Putih saat mengusung paket pimpinan DPR ada kaitannya dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Pilkada. Demokrat bergabung asal Perpu menjadi ‘mahar’, yakni koalisi menerima Perpu itu.
Tapi kubu koalisi Merah Putih (KMP) menegaskan, masuknya Demokrat lebih karena kebersamaan, bukan untuk menerima atau menolak Perpu yang bertujuan untuk menganulir UU Pilkada yang mengatur pemilihan kepala daerah oleh DPRD.
“Saya pastikan ini bukan soal lobi-lobi, tapi kebersamaan. Bukan soal (Perpu) minta diamankan atau tidak, tapi bicara hubungan yang telah terjalin,” ujar anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Deding Ishak, di Jakarta, Kamis (2/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deding mengatakan, kebersamaan dengan Demokrat sudah terjalin sebelum momentum pemilihan pimpinan DPR, Rabu (1/10) malam. Kebersamaan yang dimaksud sudah bermula sejak berdirinya Sekretariat Gabungan partai-partai koalisi pemerintah pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Soal kebersamaan pulalah yang membuat Fraksi PPP, meski masuk ke dalam koalisi Merah Putih, tak kebagian kursi pimpinan DPR barang satu pun. “Kami sebenarnya berharap ada peran (PPP) di MPR, tapi saya tidak tahu,” kata Ketua DPP PPP Arwani Thomafi yang kembali duduk di DPR periode 2014-2019.
PPP, kata Arwani, kini membuka ruang supaya Perpu Pilkada dipelajari terlebih dahulu oleh anggota DPR yang baru. Tapi dia menegaskan, “Tidak ada istilah mahar atau syarat untuk kebersamaan, tidak ada Perpu jadi mahar.”
Demokrat sendiri tetap emoh dianggap 100 persen segerbong dengan Koalisi Merah Putih. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadan Pohan mengatakan meski sejak awal berada di koalisi itu, bukan berarti Demokrat mengikuti setiap hal yang menjadi keputusan koalisi.
“Misalnya UU Pilkada, Demokrat memiliki sikap sendiri yang berbeda dari KMP, yang sejalan dengan kubu PDIP. Jadi kita memang beda dari partai lain di KMP,” kata Ramadhan.
Melihat gerak-gerik itu, Partai Nasional Demokrat menilai Demokrat bermain di dua kaki untuk mengamankan posisi dan menahan malu setelah aksi walk out di DPR beberapa waktu lalu dicibir banyak orang.
“Kami tidak tahu persis kenapa Demokrat ke sana (KMP), mungkin merasa KMP bakal menang,” kata Ketua Umum Partai NasDem Patrice Rio Capella yang menjadi anggota Komisi III DPR RI Periode 2014-2019.
Rio mengatakan, seharusnya Demokrat dan PPP bisa segerbong dengan koalisi PDI Perjuangan, di mana NasDem berada. Tapi dia mensinyalir ada upaya mengamankan Perpu. “Situasi (lobi) semalam bisa saja terjadi seperti itu, Demokrat melihat KMP akan menang,” ujar Rio.