Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini, Rabu (15/10), genap dua tahun Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sejumlah program telah dilaksanakan bersama Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Duo Jokowi-Ahok dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur pada 15 Oktober 2012. Keduanya menang atas pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli diputaran kedua.
Berbagai program telah berhasil dijalankan oleh pasangan itu. Sebagian besar lainnya sedang dalam proses. Misalnya; program mengatasi kemacetan dengan sistem transportasi yang terintegrasi, mengatasi banjir dengan membangun embung/folder untuk menampung air human; penataan kota dengan membangun mal bagi pedagang kaki lima (PKL), ruang publik dan revitalisasi pasar tradisional; dan membenahi birokrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, ada pula program-program yang belum berhasil diselesaikan hingga saat ini. Misalnya, program pengadaan alat transportasi massal Mass Rapid Transport (MRT) dan monorail. Kedua program tersebut sejauh ini masih dalam proses pembangunan beton-beton rel.
Ketika ditanya mengenai evaluasi masa jabatannya yang memasuki tahun ke-2, Jokowi mengaku sadar bahwa masih banyak utang yang harus dikerjakan dan janji yang belum ditepati.
"Utang masih banyak. Banyak yang belum selesai," ujar Jokowi kepada media di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (15/10).
Ia lantas membeberkan program-program apa saja yang dianggap belum kelar.
"Kayak banjir, baru dikerjakan beberapa waduk dan sungai. Masalah kemacetan, tahun kemarin baru dimulai MRT-nya, monorail, dan light rapid transit-nya," tutur bekas Wali Kota Solo itu.
"Masih banyak lah. Masalah kota itu tiap tahun bertambah dan berubah," kata dia menambahkan.
Jokowi pun mengembalikan penilaian atas kinerjanya selama dua tahun ini sepenuhnya kepada masyarakat.
"Problem masalahnya sangat banyak. Kalau mau penilaian, tanya sendiri ke masyarakat," kata pria kelahiran 1961 itu di tempat yang sama, Selasa (14/10) siang.
Duet Jokowi-Ahok harus rela terpisah di tahun ke-2 masa jabatannya, dengan alasan majunya Jokowi menjadi presiden bersama Jusuf Kalla. Sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengundurkan diri sebagai gubernur karena secara resmi akan dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2014.