Jakarta, CNN Indonesia -- Pascapemilihan presiden 2014, Prabowo Subianto calon presiden nomor urut 1 nyaris hanya sesekali muncul di muka utama pemberitaan, tak seperti saat kampanye kemunculannya hampir ada setiap hari. Entah kemana lepas dari kejaran kamera, mungkin saja berlibur untuk mendingikan kepala, atau mungkin tengah merencanakan sesuatu yang lebih besar untuk bangsa ini dari sekedar ikut serta dalam kontestasi pesta demokrasi lima tahunan, mungkin.
Apapun yang tengah dilakukan Prabowo saat ini, Joko Widodo terpilih menjadi presiden setalah mengalahkannya dengan persentase 53,15 suara hasil hitung resmi Komisi Pemilihan Umum yang diumumkan 22 Juli 2014. Saat itu juga, Prabowo yang digadang partai Koalisi Merah Putih langsung menyatakan protes atas hasil penghitungan lembaga penyelenggara pemilu itu.
Sejak itulah, ibarat dua kutub bersebrangan panas dingin Jokowi dan Prabowo tampak kepermukaan dan menjadi konsumsi publik. Enggan dikatakan berseteru secara terbuka, namun persaingan begitu kentara, terlebih di parlemen. Gagal di MK untuk melaporkan kecurangan pilpres dan pileg, Prabowo CS menghadang di DPR lewat ragam kebijakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemiilihan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, disusul pengesahkan UU MD3 dan Tatib DPR RI, UU Pilkada dan terakhir pemilihan paket pimpinan DPR/MPR RI, semua disapu bersih Prabowo lewat mayoritas koalisinya di parlemen.
Namun apapun daya, presiden terpilih adalah Jokowi. Pelantikan harus dilakukan apapun halangannya untuk menjaga negara dari kekosongan pemerintahan. 20 Oktober 2014, awal pekan depan, menjadi hari penting bagi bangsa ini, tidak hanya bagi Jokowi dan partai pengusungnya.
Undangan telah disebar teruntuk mantan presiden Indonesia, pemimpin dunia, perwakilan negara sahabat dan para duta besar telah mengkonfirmasi kehadirannya, juga para pimpinan partai politik di negara ini tak terlewatkan dan para pejabat negara pastinya. Namun, buah bibir memprediksi kemungkinan hadirnya Prabowo dalam pelantikan semakin kecil.
 Debat calon presiden (capres) ketiga kandidat presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo, berlangsung di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Utara, Minggu (20/06). |
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang bicara peluang Prabowo Subianto hadir ke pelantikan Jokowi-JK. Oesman berharap Prabowo mau datang. "Menurut saya, Prabowo itu kan manusia biasa. Bisa waktu marah, bisa waktu dingin. Bisa saja saat pelantikan nanti marahnya nggak ada, tapi dinginnya ada. Masa dia marah terus," kata Oesman di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/10).
Odang yang terpilih menjadi pimpinan MPR RI dari golongan DPD RI meminta agar tidak ada berspekulasi terkait kehadiran mantan Komandan Jenderal Kopassus itu. Oesman pun menyindir Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yang menyebut Prabowo tidak wajib datang saat pelantikan Jokowi-JK.
"Itu kan bukan Prabowo yang ngomong, tapi Fadli Zon. Fadli Zon saja didengarin,” kata Odang.
Sebelumnya, Ketua MPR Zulkifli Hasan menyebut bakal ada jajaran tokoh nasional yang hadir dalam pelantikan Jokowi-JK. Dari sejumlah tokoh nasional itu, dia menyebut Prabowo Subianto-Hatta Rajasa turut diundang, meskipun bukan sebagai pejabat negara, undangan untuk Prabowo ditujukan sebagai Ketua Umum Partai Gerindra dan peserta Pilpres 2014.
"Semua kami undang termasuk Pak Prabowo-Hatta," tutur Zulkifli di Gedung DPR, Senayan, Senin (13/10).
Konfirmasi kepastian kepada pihak Prabowo ihwal kehadirannya pada pelantikan Jokowi-JK sulit untuk didapat. Keponakan Pabowo, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, kepada CNN Indonesia tidak bisa memastikan kehadiran pamannya tersebut. “Itu sih pribadinya Prabowo, saya tidak bisa memastikan,” kata Rahayu, yang merupakan adik dari Aryo Djojohadikusumo anak dari Hashim Djojohadikusumo yang terpilih menjadi anggota DPR RI 2014-2019.
Apakah Hashim akan hadir? Rahayu bahkan memastikan sosok Hashim tidak akan terlihat di pelantikan Jokowi-JK karena kemungkinan besar Hashim tengah berada di luar Indonesia untuk urusan bisnia. “Mungkin tanggal 20 masih diluar negeri,” ungkar Rahayu.
Kebesaran hati Prabowo lah yang kemudian akan diuji, dan publik akan melihat bagaimana langkah sang jenderal 20 Oktober 2014 mendatang, untuk baik buruknya memberi contoh. Profesor Hamdi Muluk, pakar psikologi politik, melihat tidak ada masalah secara politik, melainkan lebih pada psikologi yang mana sampai hari ini Prabowo tidak pernah mengucapkan selamat kepada Jokowi-JK.
“Dendam-dendam politk masih kelihatan, apalagi dia mudah berkilah bukan pejabat publik jadi tidak ada kewajiban hadir. Tapi dia ketua umum partai kan,” kata Hamdi.
Namun, apapun alasnnya, melihat adab berdemokrasi, apalagi Prabowo sebagai peserta yang bertarung langsung dan hanya ada dua pasangan peserta dalam pilpres, datang adalah jalan paling baik. Kedatangan Prabowo akan menjadi sinyal turunnya tensi politik termasuk hilangnya dendan yang membawa pesan moral sangat baik.
“Kedatangan Prabowo menunjukan kebersamaan. Pembangunan bangsa bukan kerja sendiri, tapi kolektis, semua elemen bangsa harus terlibat.”
Entah faktor pribadi atau orang-orang disekitar Prabowo yang meminta dirinya tidak datang saat pelantikan, namun ujian atas kebesaran jiwa seorang jenderal tengah diuji tepat langsung dihadapan mata masyarakat. Tidak ada yang salah jike kemudian Prabowo tidak mengahadiri pelantikan, namun rasa kecewa sebaiknya segera dikubur dalam-dalam, sedalam ikhlasnya ksatria menerima kekalahan.