Penempatan Saleh Husin sebagai Menteri Perindustrian oleh Presiden Joko Widodo menimbulkan keraguan kalangan pengusaha. Meski berpengalaman sebagai legislator di DPR, Saleh dinilai masih minim pengalaman.
“Jujur saya tidak mengenal Saleh Husin karena background dia itu politikus, tapi saya percaya Presiden Jokowi memiliki sejumlah pertimbangan untuk memilih Pak Saleh,” kata Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Suryandi, kepada CNN Indonesia, Minggu (26/10).
Saleh, sebelum jadi politikus, sebetulnya sudah malang melintang sebagai pengusaha. Dia pernah jadi direktur di PT Shelbi Pratama dari tahun 1989-1990, Direktur Utama PT Ometraco Bina Jasa dari 1996-2000, serta Direktur Utama PT Sapta Kencana Buana dari tahun 1998 hingga kini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saleh aktif dalam Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dan Anggota Persatuan Golf Maritim Indonesia (PGMI).
Selama duduk di Komisi V DPR, Saleh vokal menolak penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil murah. Selain itu, dia juga meminta pemerintah untuk menaati Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran yang mengharuskan pembentukan Coast Guard atau Badan Tunggal Penjaga Laut dan Pantai.
Saleh juga tergabung dalam tim yang menginginkan adanya penindakan tegas terhadap maskapai Lion Air akibat banyaknya penundaan penerbangan (delay) pada 2013 lalu.
Di Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Saleh menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal. Tapi dia mengawali karier politiknya dari Partai Amanat Nasional.
Lulusan Universitas Krisnadwipayana ini mengaku pernah ditolak dua kali masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan Magister Administrasi Publik di Universitas Krisnadwipayana.