Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat siap memperkuat kerjasama bidang pendidikan dan riset dengan pemerintah Indonesia paska terpilihnya Presiden Joko Widodo. Pemerintah Indonesia dinilai memiliki komitmen dalam memajukan dunia pendidikan.
"Saya pikir Presiden Jokowi ingin memperluas dan meningkatkan kualitas pendidikan dalam program pemerintahannya. Dia juga ingin meningkatkan wajib belajar 12 tahun," kata Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake kepada CNN Indonesia di rumah dinasnya di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Kamis malam (6/11).
Blake mengatakan hal tersebut merupakan sebuah sikap yang bagus karena berarti pendidikan tidak dinilai sebatas kemajuan angka tetapi juga kualitas. Oleh karena itu, pemerintah Amerika Serikat tertarik untuk mengadakan kerjasama lebih lanjut dalam bidang pendidikan dan riset dengan pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blake menyampaikan saat ini pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir untuk menginisiasi program kerjasama pendidikan antar perguruan tinggi.
"Kami bertemu hari ini untuk membicarakan
Twinning Programme," kata dia."Melalui program itu, mahasiswa Indonesia bisa sekolah dua tahun di Indonesia dan satu tahun di Amerika Serikat."
Blake kemudian mengatakan untuk detil program akan dibahas kemudian setelah terbangun kepercayaan dan hubungan yang selaras antara perguruan tinggi di Indonesia dan perguruan tinggi di Amerika Serikat.
"Dengan peran Indonesia yang terus berkembang akan menarik bagi universitas di Amerika Serikat untuk melakukan sesuatu yang lebih," kata lelaki lulusan Harvard College ini.
Meningkatkan Pertukaran PelajarSelain mendorong kerjasama antar perguruan tinggi, Pemerintah Amerika Serikat juga berencana untuk bekerjasama menggiatkan program pertukaran pelajar antara Indonesia dan Amerika Serikat.
"Saya terus mendorong masyarakat Amerika Serikat untuk ke sini. Ribuan pelajar dari Indonesia ke Amerika Serikat dan sebaliknya untuk program pertukaran. Mereka membawa pengetahuan dan antusiasme di manapun mereka bekerja," kata mantan asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk urusan Asia Selatan dan Tengah ini.
Salah satu program pertukaran pelajar Indonesia dan Amerika Serikat yang selama ini mendapatkan perhatian publik adalah program pertukaran Fullbright. Program tersebut telah diikuti oleh beberapa nama orang terdepan di Indonesia seperti Juwono Sudarsono, Mochtar Kusumaatmadja, Putu Wijaya, Melanie Budianta, Umar Kayam dan Harkristuti Harkrisnowo.
Di Indonesia, program tersebut diinisasi oleh yayasan AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation), yang merupakan yayasan nirlaba dwi negara, dan dimulai sejak tahun 1952. Blake mengatakan program ini merupakan salah satu fondasi bagi pertukaran pendidikan antar kedua negara.
Direktur AMINEF Alan H Feinstein mengatakan pihaknya akan berkomitmen dengan pemerintah baru untuk mengembangkan pertukaran pendidikan antara Amerika dan Indonesia.
"Fullbright menjadi sebuah infrastruktur kunci untuk mengembangkan pertukaran pendidikan. Belakangan ini diprioritaskan pada kajian sains, teknologi, dan matematika," kata lelaki yang mengambil disertasi pertunjukan seni di Jawa Tengah di Universitas Michigan, Amerika Serikat, ini.
Alan juga mengatakan adanya peningkatan persentase kursi yang disediakan bagi pelajar Indonesia dan Amerika Serikat untuk mengikuti program tersebut untuk tahun depan.
Berdasarkan data dari AMINEF, pada tahun 2014 terdapat 260 orang peraih program Fullbright yang terdiri dari 189 pelajar Indonesia ke Amerika Serikat dan 70 pelajar dari Amerika Serikat yang datang ke sini. Setiap tahunnya, AMINEF menyediakan beasiswa pendidikan bagi pelajar Indonesia sebanyak 250 buah. Namun, hanya setengah kuota tersebut yang biasanya terisi.