Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengakui pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI) seperti yang diinginkannya memang bukan satu-satunya jalan keluar.
“Saya kira bukan solusi semua masalah, saya kira bisa saja (FPI) ganti nama ganti apapun tapi minimal negara ini harus berani mengatakan, kalau orang yang menyebarkn isu fitnah dan kebencian itu berlawanan dengan konstitusi dan itu harus ditegur atau dicabut,” kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (13/11).
Ahok mengingatkan bahwa pemerintah tak boleh takut untuk mengambil tindakan. “Jadi negara ini kenapa gak boleh ganggu dia (FPI) karena takut dia (FPI) lebih galak dan ekstrim, kan lucu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok menegaskan semua pihak harus mentaati konsitusi. “Dan saya hanya menjalankan itu, tugas saya sudah selesai. Menurut saya FPI itu tidak layak berada di Indonesia,” kata Ahok yang terus mendapat penolakan dari FPI dan sejumlah ormas Islam lainnya terkait akan dilantik menjadi Gubernur DKI.
Menurut Ahok tak masalah jika ia tak jadi dilantik menggantikan Joko Widodo yang kini menjadi Presiden RI. “Nggak saya sih nggak masalah mau dilantik nggak dilantik yang penting saya punya hak punya kewajiban untuk kerja aja cukup,” tutur Ahok. “Sekarang juga sudah Gubernur kok. Orang SK-nya Pak SBY mengatakan tugas kewajiban tanggung jawab sebagai Gubernur kok.”