Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Golkar merupakan salah satu partai tertua yang ada di Indonesia. Di dalam partai beringin ini terdapat banyak orang-orang yang berpengalaman dan dari kalangan kelas elit politik. Partai Golkar juga memiliki pengaruh yang besar dalam pemerintahan sejak dahulu.
Kendati demikian, ada satu hal yang hampir selalu terjadi usai perhelatan musyawarah nasional. Lahirnya partai politik yang baru. Para calon ketua umum yang kalah dalam pertandingan di Munas akhirnya keluar dari partai beringin tersebut dan membentuk partai politik yang baru. (Baca:
Idrus Pastikan Golkar Lawan Imbauan Menteri Tedjo)
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Theo L Sambuaga tidak menutup matanya akan sejarah dan fakta yang ada terkait hal tersebut. "Memang di sejarah partai Golkar ada seperti itu. Memang tidak bisa dihindari sejarah itu," ujar Theo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/11).
Ia pun menceritakan kembali sejarah yang sempat terjadi tersebut. Seperti pada tahun 1999, saat Jenderal (Purn.) Edi Sudradjat hengkang dari Partai Golkar dengan membentuk Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) setelah kalah dalam musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Golkar yang memenangkan Akbar Tandjung. Kemudian ia membentuk Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) atau yang sekarang dikenal dengan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia yang digawangi oleh Sutiyoso.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyusul kemudian Wiranto. Dia membentuk Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) setelah maju menjadi Calon Presiden dalam Pemilu 2004 dari Partai Golkar setelah memenangi konvensi. Wiranto kalah dalam Pilpres 2004. Menyusul berikutnya, Prabowo Subianto resmi keluar dari Partai Golkar karena membentuk Partai Gerakan Rakyat Indonesia Raya (Gerindra). (Baca juga:
Agun menilai Pertemuan DPD I Rekaan Ical)
Kemudian yang baru terjadi pada tiga tahun lalu, Mantan Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Surya Paloh akhirnya hengkang dari Partai Golkar dan kemudian membentuk Partai Nasdem.
Meski sejarah telah berbicara banyak, Theo yakin bahwa usai Munas IX tidak akan ada partai baru lagi yang terlahir karenanya. Menurutnya, lebih baik para calon ketua umum memanfaatkan waktu kampanya yang tersisa dengan sebaik-baiknya.
"Saya yakin bahwa 2014 siapapun yang jadi ketum, yang lain tidak akan ada tergiur kader untuk membentuk partai baru. Siapapun yang menang ya kita sama-sama dukung, berkompetisilah secara sehat. Kemudian yang kalah itu ayo bersama-sama membangun partai Golkar," katanya.
(Lihat Fokus CNN Indonesia:
Umur Emas Partai Beringin)