Jakarta, CNN Indonesia -- Penanggulangan bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara, Kecamatan Karangkobar, Desa Sampang dan Dukuh Jemblung, yang terjadi pada Jumat (12/12) pukul 17.30 kemarin, diperkirakan akan memakan waktu lebih dari tujuh hari.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dody Ruswandi, mengatakan kurun waktu satu minggu tersebut sesuai dengan prosedur SAR. Dia menjelaskan, periode satu pekan itu pun merupakan batas maksimal tim forensik dapat mengidentifikasi jenazah korban yang ditemukan.
"Kalau sudah lebih dari seminggu, sudah sulit untuk diidentifikasi. Sudah hancur. Tapi, pencarian tetap bisa dilanjutkan atas permintaan keluarga korban," kata Dody saat ditemui CNN Indonesia di Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Sabtu (13/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dody menambahkan, dalam proses pencarian dan penyelamatan korban, timnya harus menghadapi dua tantangan yang dapat memperlambat proses pencarian. Tantangan pertama yaitu sulitnya akses evakuasi yang terjadi karena sulitnya akses jalan yang terputus.
"Hal itu pasti membuat kami kesulitan mengerahkan alat-alat. Tapi tetap, pencarian akan dilakukan dengan manual, karena itu yang paling aman agar tubuh korban tetap utuh saat ditemukan," ujar Dony.
Sedangkan, mengenai tantangan yang kedua, Dony menyebut cuaca gelap dan hujan yang dapat menyebabkan tersendatnya proses evakuasi.
"Kalau kita lihat di peta rawan longsor, memang lokasi ini terbilang sangat rawan. Dan disitu kita sudah punya instrumen untuk
warning. Dari seminggu yang lalu sudah di
warning," kata Dody.