Jakarta, CNN Indonesia -- Selasa sore di Desa Leuwinanggung, Depok, Jawa Barat, kediaman Iwan Fals berbeda dari biasanya. Halaman luas berumput yang biasa dipakai anak-anak sekitar rumah Iwan bermain, sore itu tampak tidak terlalu ramai.
Hari ini penyanyi legendaris itu disambangi oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar. Bukan tanpa alasan, kehadiran menteri yang berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini ingin berkolaborasi dengan Iwan dalam rangka pemberdayaan desa lewat profesinya masing-masing.
Kedua sosok yang saling bertolak belakang pekerjaannya itu bertemu untuk membicarakan pembangunan desa di Tanah Air. Harapan Marwan program terdekatnya untuk pembangunan desa adalah menciptakan r5 ribu desa mandiri di 2015 mendatang. Untuk mendukung pembangunan desa, menteri pilihan Joko Widodo tersebut meminta Iwan Fals untuk menjadi Duta Desa di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya meminta Bang Iwan untuk menjadi duta desa. Saya sudah menciptakan mars desa untuk itu. Namun aransemennya nanti dari Bang Iwan. Saya yakin partisipasi pemda dan masyarakat akan luar biasa jika Bang Iwan bersedia," ungkap Marwan yang dijamu di ruang tamu kediaman Iwan.
Berkaos biru gelap, Iwan menanggapi dengan santai. Penyanyi yang lirik-liriknya banyak memuat kritik sosial ini merasa dirinya tidak pantas untuk memberi arahan pembangunan desa yang akan dilakukan pemerintah. Namun, ia sepakat dengan ide dan gagasan Marwan.
"Saya renungkan dulu tawaran dari Pak menteri. Saya merasa terhormat dengan gagasannya. Namun saya belum bisa memberikan jawaban saat ini. Karena saya bingung pengertian duta desa ini seperti apa maksudnya," ujar Iwan, kemudian terkekeh dalam suasana pertemuan yang sangat cair itu.
Iwan, yang pernah dinobatkan sebagai Pahlawan Besar Asia oleh Majalah Time itu menuturkan bila dirinya bersedia, ia hanya mampu membantu dalam ranah musik. Ini disesuaikan bidangnya yang akan dikolaborasikan dengan misi kampanye pembangunan desa.
"Ya saya nanti mungkin bisa konser di desa-desa. Tapi yang pasti saya tidak mau dibayar dengan dana pembangunan desa yang Rp 1,4 miliar itu," ujar Iwan dengan penuh canda.
Pertemuan santai di kediaman Iwan terasa begitu menyenangkan. Rombongan pejabat eselon yang lazim mengiringi menteri secara formal tidak terlihat. Marwan dan Iwan yang duduk bersebelahan tampak akrab berbincang ringan setelah sang menteri menyampaikan maksud dan tujuannya.