Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat AirAsia QZ8501 diperkirakan hilang sesaat setelah menghindari sebuah awan besar di ketinggian 32 ribu kaki di antara Pontianak dan Tanjung Pandan. Namun Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Djoko Murjatmodjo mengungkapkan cuaca saat pesawat lepas landas baik-baik saja.
"Cuacanya bagus, tapi cuaca berubah saat mendekati lokasi (hilangnya pesawat)," ujar Djoko di kantor Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (28/12). Dia pun menolak anggapan Bandara Juanda mempersilakan pesawat terbang saat kondisi cuaca sedang buruk.
"Kondisi cuaca 'kan bisa berubah-ubah," lanjut Djoko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui sebelumnya pada pukul 6.12 WIB Pilot Pesawat AirAsia QZ8501, Kapten Irianto menghindari sebuah awan dengan melakukan manuver ke arah kiri pada ketinggian 32000 kaki. Setelah melewati awan tersebut Irianto meminta izin untuk menaikkan posisi hingga ketinggian 38000 kaki.
Setelah itu, pada pukul 6.17 WIB pesawat mulai tidak terdeteksi di radar dan pada 6.18 WIB pesawat tesebut hilang dari radar. Djoko mengungkapkan saat ini seluruh pihak sedang berusaha untuk menemukan pesawat tersebut.
Dia mengatakan beberapa pesawat dan kapal laut sudah dikerahkan ke lokasi yang terindikasi menjadi lokasi hilangnya pesawat AirAsia tersebut. "Perhubungan Laut pun sudah mengerahkan kapal menuju lokasi," tambah Djoko.
Sebagai rincian, Badan SAR Nasional mengirimkan tujuh kapal laut dan dua helikopter sedangkan TNI Angkatan Udara menerbangkan satu pesawat Hercules serta jet pengintai Boeing 373 Surveillance dan satu helikopter.