ANCAMAN KEAMANAN

Kala Dua Negara Endus Potensi Ancaman di Kota Pahlawan

Sandy Indra Pratama, Rinaldy Sofwan, & Suriyanto | CNN Indonesia
Kamis, 08 Jan 2015 10:04 WIB
Bekas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai menilai, ancaman teror di Surabaya tak mengada-ada.
Suasana Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Minggu, 4 Januari 2014. Polda Jatim meningkatkan penjagaan pasca dikeluarkannya peringatan ancaman keamanan terhadap objek-objek vital Amerika Serikat di Surabaya. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Jakarta, CNN Indonesia -- Kota Surabaya belakangan jadi sorotan dunia. Penyebabnya tak lain karena tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya - Singapura pada Minggu (28/12) lalu. Hampir seluruh penumpang dan awak pesawat berasal dari Kota Pahlawan ini. Surabaya kini jadi pusat identifikasi korban pesawat naas tersebut.

Belum selesai proses penanganan kecelakaan tersebut, dua negara menyatakan Surabaya bukan kota yang aman untuk dikunjungi. Amerika Serikat mengeluarkan travel warning bagi warganya yang akan berpergian ke Ibukota Jawa Timur itu. Tak mau kalah, belakangan Australia juga mengeluarkan travel advice. Selain Surabaya, negeri kanguru itu bahkan tak merekomendasikan warganya yang akan mengunjungi Sulawesi Tengah, Maluku, Papua dan Papua Barat.

Dalam situs jakarta.usembassy.gov, Kedutaan Besar Amerika melihat adanya potensi ancaman terhadap hotel dan bank yang terkait dengan Amerika Serikat di Surabaya. Oleh karena, Kedutaan Besar Amerika sengat merekomendasikan warga negaranya untuk meningkatkan kewaspadaan saat mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Sementara Australia melalui situs Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan menyarankan warganya untuk sangat mewaspadai aktivitasnya saat berada di beberapa kota di Indonesia seperti Bali. Kewaspadaan ini diperlukan karena ada ancaman serius berupa serangan teror. Australia mengklaim menerima informasi akan adanya serangan teror yang bisa terjadi kapan saja di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi peringatan keamanan dua negara ini Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku heran. Ia tidak tahu dari mana informasi yang diterima dua negara tersebut. Padahal laporan dari dalam negeri, saat ini situasi keamanan Indonesia dinyatakan kondusif.

Meski memahami tindakan ini adalah hak setiap negara untuk melindungi warganegaranya, dia berharap ada koordinasi yang dijalin sebelum akhirnya menerbitkan peringatan.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Sutarman sudah menjamin Surabaya aman dari ancaman bahaya. Dia menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Retno dan mengecek seluruh Kedutaan Besar dan Konsulat Amerika Serikat di Indonesia, tak hanya di Surabaya.

Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini juga menegaskan Kota Surabaya tetap aman dari gangguan seperti yang diumumkan kedua negara tersebut. "Tidak ada apa-apa. Surabaya masih biasa-biasa saja. Surabaya aman," ujar Risma di Crisis Centre Markas Polda Jatim, belum lama ini.

Ancaman Bukan Rekaan
Pengamat terorisme sekaligus mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai menilai, ancaman teror seharusnya memang disampaikan kepada warga. "Ancaman itu tidak mengada-ngada. Mestinya tanpa ada peringatan dari negara lain pun, pemerintah sudah memperingatkan warganya."

Dia mengungkapkan, peringatan ini terkait dengan bahaya Negara Islam Irak dan Suriah. Menurutnya, dukungan terhadap organisasi yang dikenal sebagai ISIS itu terus berkembang dan menjamur di Indonesia.

BNPT mencatat, hingga akhir 2014, sebanyak 300 WNI telah bergabung dengan ISIS. Sebagian besar di antaranya adalah mahasiswa berusia 17 hingga 25 tahun.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menegaskan, saat ini belum ada ancaman besar serangan terorisme di Indonesia. Menurutnya, belum ada laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) ataupun kepolisian terkait ancaman teror.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman juga menyatakan bahwa situasi di Surabaya tetap terkendali. Karena itu ia berharap masyarakat tidak terpengaruh dengan peringatan perjalanan yang dikeluarkan Amerika Serikat dan Australia tersebut.
(sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER