Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Komite Nasional Keselataman Transportasi (KNKT) yakin dapat membaca kotak hitam (
black box) pesawat AirAsia QZ8501 sekalipun kondisi perangkat penyimpanan data penerbangan itu berkarat akibat terendam air laut.
KNKT menyatakan telah berpengalaman dalam membaca beberapa
flight data recorder (FDR) kotak hitam dari sejumlah pesawat yang mengalami kecelakaan.
"KNKT sudah punya laboratorium
black box sejak 2009 dan memiliki ahli untuk membacanya. Di kasus Sukhoi,
black box terbakar bisa kami baca, Lion saat tercebur di Bali juga bisa kami baca," tutur anggota Tim Investigator KNKT Nurcahyo Utomo di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kamis (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, untuk kasus kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh ke laut sejak Ahad (28/12) itu harus lebih dulu direndam air tawar tanpa bersinggungan dengan udara bebas. Ini karena perangkat tersebut diperkirakan telah berkarat lantaran hingga sudah 12 hari terendam di air laut.
"Teknik (membaca kotak hitam) sih sama saja, cuma
black box kena air garam dan bisa karatan. Biar enggak bersinggungan dengan udara, harus direndam. Baiknya dengan air tawar," kata dia.
Berdasarkan perkiraan Nurcahyo, kotak hitam AirAsia QZ8501 terdiri dari dua komponen, yakni
voice data recorder (VDR) dan
flight data recorder (FDR). Tempat penyimpanannya terletak di sebelah kanan ekor pesawat.
Adapun dua perangkat tersebut mampu merekam kegiatan penerbangan mulai dari komunikasi pilot dengan awak pesawat hingga data-data terkait jalur penerbangan dan posisi pesawat sebelum hilang kontak.
"Kabar yang beredar,
black box AirAsia tahan bakar sampai 1.000 derajat Celsius dan tahan banting. Bahkan dibanting (dijatuhi beban) 2 ton enggak apa-apa," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan pembacaan data kotak hitam pesawat akan ditugaskan ke KNKT. Kotak hitam AirAsia QZ8501 akan dibaca di Indonesia.
(obs)