Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional melanjutkan pencarian terhadap bagian-bagian lain dari pesawat AirAsia QZ8501, Kamis (8/1), setelah ekor pesawat kemarin ditemukan di kedalaman 34 meter di dasar laut dengan lokasi 128 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan 188 kilometer dari Pulau Belitung.
“Kokpit pesawat, badan pesawat, dan sisa ekor pesawat diduga tersebar di perairan. Tapi harus dipastikan lebih dulu,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo di Kantor Pusat Basarnas, Kemayoran, Jakarta.
Memasuki hari kedua belas pencarian, sebanyak 84 penyelam dikerahkan untuk menyelam jika cuaca memungkinkan. Puluhan penyelam itu ditempatkan di kapal-kapal yang berada di sektor prioritas II operasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun saat ini arus bawah laut di perairan sektor prioritas II berkecepatan 4-5 knot, membuat penyelaman tak bisa dilakukan karena membahayakan keselamatan penyelam. Selain itu, jarak pandang di bawah air berkurang seiring kencangnya arus.
“Umumnya kecepakatan arus di bawah 2 knot masih aman untuk menyelam, tapi ini bisa dikonfirmasikan lagi ke para penyelam karena saya kurang tahu pasti kecepatan arus yang aman berapa,” ujar Soelistyo.
Beberapa penyelam juga berada di Kapal Mahakarya Geo Survey (MGS). Mereka bertugas mencari objek-objek lain di sekitar ekor pesawat yang telah ditemukan. “Mereka siaga untuk menyelam jika objek yang ditemukan ternyata bagian dari pesawat,” kata Soelistyo.
Prioritas para penyelam dari Basarnas dan TNI AL adalah untuk menemukan kotak hitam dan korban AirAsia QZ8501. Sampai saat ini korban yang sudah ditemukan berjumlah 40 dari total 162 orang yang berada di pesawat nahas itu. Dengan demikian, masih ada 122 korban yang belum ditemukan.
Kapal MGS sebelumnya telah diperintahkan Basarnas untuk menuju lokasi objek temuan yang belum terkonfirmasi bentuknya. Dari lima objek yang ditemukan di perairan Laut Jawa sebelah barat Pangkalan Bun, baru satu yang berhasil diidentifikasi Tim Gabungan, yakni ekor pesawat QZ8501.
(agk)