SWASEMBADA PANGAN

Tentara Diminta Menteri Jadi Penyuluh Pertanian

Abraham Utama | CNN Indonesia
Kamis, 08 Jan 2015 19:47 WIB
Kementerian Pertanian kekurangan 20 ribu tenaga penyuluh. Ini menghambat produktivitas. Sementara TNI AD punya 50 ribu Babinsa yang tersebar di berbagai daerah.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (tengah) menyusuri pematang sawah di Desa Karangtinoto, Rengel, Tuban, Jawa Timur, Selasa (18/11). (Antara/Aguk Sudarmojo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertanian melibatkan bintara pembina desa (Babinsa) TNI Angkatan Darat menjadi penyuluh pertanian akibat kekurangan tenaga penyuluh. Tambahan tenaga penyuluh dari unsur tentara diharapkan dapat mendukung upaya swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah.

Butuh sinergi semua pihak untuk mencapai target swasembada pangan. "Harus bersinergi dan menghilangkan ego sektoral," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Balai Kartini, Jakarta Selatan. Sinergi itu, menurutnya, termasuk dengan menerjunkan TNI AD untuk mewujudkan swasembada pangan.

Kontribusi tentara bisa lewat pembinaan ke masyarakat tani di daerah. Menurut Amran, 50 ribu Babinsa TNI AD yang tersebar di seluruh Indonesia adalah jumlah yang signifikan untuk diberdayakan.

Kementerian Pertanian saat ini kekurangan 20 ribu tenaga penyuluh. Maka tambahan 50 ribu Babinsa hingga tingkat kecamatan itu akan sangat membantu menutupi kekurangan tenaga penyuluh.

Amran menyatakan penyuluhan adalah satu dari lima persolan besar yang menghambat kemajuan di bidang pertanian. Empat masalah lainnya adalah sarana irigasi, benih, pupuk, dan peralatan mesin pertanian.

Keterlibatan Babinsa tersebut berawal dari keberhasilan penyuluhan Babinsa di Bone, Sulawesi Selatan, hingga mampu meningkatkan produksi pertanian hingga 6 juta ton padi pada sawah seluas 2.000 hektare

Sementara Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan untuk menindaklanjuti kerjasama ini, beberapa personel TNI AD sudah melakukan kunjungan ke Bone. "Pengetahuan penyuluhan yang didapat di sana nanti akan dikembangkan di Kodam masing-masing," kata dia.

Gatot membantah keterlibatan TNI dalam sektor pertanian ini akan mengganggu tugas utama mereka dalam menjaga pertahanan negara. Menurutnya, sektor pertahanan mencakup dua sisi, yakni kekuatan persenjataan dan kekuatan sosial.

"Undang-Undang mengatur ada operasi militer perang dan non-perang. Maka esatuan masyarakat dengan TNI tidak bisa dipisahkan," katanya. Gatot mengibaratkan, jika rakyat adalah raga, maka TNI adalah jiwa dari badan tersebut. (sur/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER