Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua KPK Abraham Samad disebut PDIP melakukan pertemuan dengan petinggi partai mereka, Februari-Mei 2014, sebagai lobi untuk dapat menjadi calon wakil presiden bagi Joko Widodo dalam Pemilu Presiden. (Baca
PDIP: Benar, Abraham Samad Intens Bertemu Kami Jelang Pemilu)
Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pun mengajak media, Kamis (22/1), mendatangi lokasi pertemuan petinggi PDIP dengan Samad, Februari 2014. Pertemuan tersebut, sebagaimana ditunjukkan oleh Hasto, berlangsung The Capital Residence yang berlokasi di kawasan elite Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta. Apartemen itu memiliki tiga tower.
Sebelum mendatangi apartemen itu, Hasto lebih dulu menggelar konferensi pers di tempat terpisah. Dalam jumpa pers itu, dia membeberkan pertemuan antara Samad dengan petinggi dua partai politik, yaitu PDIP dengan NasDem. Pertemuan tersebut membicarakan mengenai potensi pencalonan Samad untuk mendampingi Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan tersebut telah dibantah Samad dalam keterangannya kepada CNN Indonesia, Rabu lalu (21/1). "Tidak benar itu," kata Samad lewat pesan singkat.
Hasto menyayangkan bantahan Samad tersebut. Menurut Hasto, tim sukses Samad juga telah dibentuk untuk mengantar sag Ketua KPK menuju kursi RI 2.
Hasto mengklaim Samad melakukan pertemuan intens ketika partai besutan Megawati Soekarnoputri itu tengah mempertimbangkan calon wakil presiden bagi Jokowi. Total ada enam kali pertemuan antara PDIP dengan Samad yang dimulai pada Februari 2014.
"Pada 19 Mei 2014, sebelum batas akhir pencalonan capres, secara resmi Jusuf Kalla menjadi calon wapres (Jokowi). Itu suatu keputusan politik dengan memperhatikan relaitas politik bahwa PDIP harus meraih 25 persen kursi,” kata Hasto.
Berdasarkan sumber CNN Indonesia di internal Partai NasDem, nama Samad dan Jusuf Kalla saat itu memang menjadi calon kuat untuk mendampingi Jokowi. Namun partai politik Koalisi Indonesia Hebat (KIH) akhirnya memutuskan untuk mencalonkan JK.
Langkah Samad untuk menjadi orang nomor dua di negeri ini pun kandas. Hasto lantas menginformasikan keputusan partai kepada Samad. "Saya cerita dengan Abraham, dan dia katakan ‘Ya, saya tahu. Saya sudah melakukan penyadapan (terhadap pembicaraan PDIP), dan yang menyebabkan saya gagal adalah Saudara BG (Budi Gunawan),’” ujar Hasto menirukan ucapan Samad kala itu.
(rdk/agk)