Jakarta, CNN Indonesia -- Pohon baobab (Adansonia digitata sp.) tengah menjadi perbincangan hangat sejak kemarin. Keunikan pohon baobab pun membuat Pemprov DKI Jakarta berminat untuk mendatangkan pohon seharga Rp 750 juta ini.
Di Indonesia, pohon baobab sendiri lebih dikenal dengan sebutan Ki Tambleg. Tapi, ada juga yang menyebutnya dengan nama Asem Buto. Pohon baobab merupakan spesies tanaman asli dari dataran Afrika.
Baobab jamak ditemukan di hampir di seluruh negara di Benua Afrika seperti Angola, Namibia, Sudan, juga Afrika Selatan. Selain itu, pohon ini juga ditemukan di wilayah lain seperti Madagaskar serta Australia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bentuk pohon baobab memang terbilang unik. Jika seluruh daunnya sudah tumbuh, bentuknya menyerupai brokoli. Jika tumbuh dengan baik, batang pohon akan besar dan dapat menjulang setinggi 25 meter.
Buah pohon baobab yang memiliki panjang sekitar 15 hingga 20 cm biasanya dibuat menjadi minuman oleh penduduk lokal Afrika. Namun uniknya, baobab hanya bisa berbuah setelah usianya mencapai setidaknya 50 tahun.
Lingkar batang pohon baobab juga menjadi keunikannya. Diameter pohon ini bisa mencapai lebih dari 15 meter.
Keunikan lain, batang besar pohon baobab juga mampu menyerap air dalam jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu, pohon ini dapat tumbuh di iklim yang tandus sekalipun.
"Pohon Baobab bisa menyerap hingga 120 ribu liter air, jadi harus berada dekat sumber air," ujar Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Nandar Sunandar, saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (29/1).
Usia hidup pohon baobab memang sangat panjang. Jika dirawat dengan baik, pohon ini dapat bertahan hingga lebih dari setengah abad. Malahan ada yang meyakini tumbuhan ini dapat bertahan hingga ribuan tahun.
Menurut catatan yang ada dalam buku "
The Baobabs: Pachycauls of Africa, Madagascar, and Australia" karya Gerald E Wickens, dalam pelayaran Charles Darwin tahun 1832, pencetus teori evolusi itu sempat menemukan spesies pohon baobab di Pulau Cape Verde, Afrika.
Pohon baobab inilah yang rencananya akan didatangkan langsung dari Afrika untuk ditanam di Taman Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Jakarta Timur. Pohon ini dianggap dapat hidup di iklim Indonesia dalam jangka waktu yang cukup lama.
Menurut Nandar, di Taman Waduk Ria Rio sendiri saat ini telah terdapat lima buah pohon unik. Kelima pohon itu adalah dua pohon boabab dan tiga pohon berjenis pule. Jika dilihat sekilas pohon-pohon ini sama-sama berbentuk menyerupai bonsai tetapi dalam ukuran yang lebih besar.
"Pohon baobab dan pohon pule sekilas hampir sama bentuknya. Sifatnya juga sama-sama menyendiri dan tidak bisa tumbuh bersamaan," tuturnya.
Selain di Ria Rio, pohon baobab juga tumbuh di halaman Universitas Indonesia, Depok. Seperti diketahui pada 2010 lalu, sejumlah pohon baobab dipindahkan dari kebun PT PG Rajawali II di Desa Manyingsal, Subang, Jawa Barat menuju ke kampus UI Depok.
Pohon yang berada di kawasan Depok tersebut memiliki diameter 3,5 meter dengan berat antara 50 sampai 60 ton. Untuk memindahkannya, pohon diangkat dengan alat berat lalu dibawa dengan truk trailer.
Lebih lanjut, menurut Nandar, harga pohon baobab memang mahal. Pohon baobab (Adansonia digitata sp.) tengah menjadi perbincangan hangat.
Keunikan pohon baobab membuat Pemprov DKI Jakarta berminat untuk mendatangkan pohon seharga Rp 750 juta ini.
"Harga itu termasuk biaya transportasi dan garansi jaminan hidup," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan dirinya setuju bila memang pohon baobab ini akan didatangkan. Namun ia mewanti-wanti agar jangan sampai ada penggelembungan harga.
"Selama memang benar ya kami kasih, kalau pohon yang betul-betul mahal enggak apa-apa," kata Ahok.
Dia menganggap wajar bila harga satu pohon baobab bisa mencapai Rp 750 juta. "Harga itu termasuk biaya transportasi dan garansi jaminan hidup," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan dirinya setuju bila memang pohon baobab ini akan didatangkan. Namun ia mewanti-wanti agar jangan sampai ada penggelembungan harga.
"Selama memang benar ya kami kasih, kalau pohon yang betul-betul mahal enggak apa-apa," kata Ahok.
(meg/sip)