Jokowi Dinilai Belum Rangkul Kantong Pendukung Prabowo

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 03 Feb 2015 08:18 WIB
Presiden Joko Widodo dianggap belum merangkul seluruh lapisan masyarakat terlebih mereka yang tidak mendukungnya saat Pilpres 2014.
Presiden Joko Widodo bersama para menteri, 132 kepala perwakilan, dubes, dan konsulat jenderal di depan Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (2/2). (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo dinilai masih belum merangkul seluruh lapisan masyarakat selama tiga bulan lebih memimpin Indonesia. Hal tersebut diutarakan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Tantowi Yahya dalam acara paparan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (2/2).

Lebih jauh lagi, Tantowi mengatakan masih belum terlihat usaha Jokowi untuk merangkul kantong-kantong wilayah Indonesia yang tidak mendukungnya dalam pemilihan presiden 2014 lalu.

"Selama 100 hari, belum terlihat adanya upaya Pak Jokowi dalam merangkul kantong-kantong yang tidak mendukung beliau pada Pilpres lalu. Bahkan, dalam pidato-pidato politiknya juga belum ada suasana merangkul," tutur Tantowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai hal tersebut disebabkan oleh terlenanya Jokowi akan besarnya dukungan yang diberikan oleh para elit dan partai-partai pendukung yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat. Padahal ketika sudah dilantik menjadi Presiden, Jokowi menjadi pemimpin rakyat pendukung KIH dan KMP.

"Beliau itu masih bahagia karena dukungan KIH. Padahal dia presiden semua rakyat, milik Koalisi Merah Putih juga," tegas Wakil Ketua Komisi I ini.

Memang dalam survey tersebut terlihat, berdasarkan demografi, mayoritas kelompok etnis Minang tidak puas akan kinerja Jokowi. Survey yang dilakukan pada 10 hingga 18 Januari 2015 silam kepada 1220 responden menunjukkan 64 persen dari kelompok etnis Minang tidak puas akan kinerja Jokowi. Kemudian diikuti dengan kelompok etnis Betawi yang tidak puas, yakni 40 persen. Lalu, dengan etnis Sunda sebesar 41 persen.

"Itu menurut saya bukan karena sukunya, tetapi dari sisa dukungan masyarakat kepada pasangan Prabowo-Hatta, dan suasana kebatinan itu sangat gampang kita dapatkan. Kedepannya apabila ada upaya nyata yang bersifat merangkul. Saya yakin, ketika disurvei lagi, hasilnya akan berubah," kata Tantowi.

Kendati demikian, hal tersebut dibantah oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya. Dalam kesempatan yang sama, Yunarto mengatakan Presiden Jokowi sudah melakukan upaya-upaya merangkul pihak-pihak yang tidak mendukungnya dalam Pilpres 2014 lalu.

"Saya kurang setuju dengan pandangan tersebut. Kenapa? Pak Jokowi kan berinisiatif untuk bertemu dengan Prabowo, itu, kan, termasuk upaya merangkul," tutur Yunarto. (pit/pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER