Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim 9 Syafii Maarif menilai dengan masuknya dua nama tambahan kandidaat calon Kapolri membuat persaingan menjadi lebih adil. Pasalnya dengan komposisi enam calon kandidat saat ini, hampir semua angkatan Akademi Kepolisian terwakili.
"Baguslah jadi lebih adil," kata Syafii kepada CNN Indonesia, Selasa (10/2). Dengan begitu menurutnya saat ini ada perwakilan dari Akpol angkatan 1982 hingga 1985. Sementara untuk angkatan 1981 sudah diwakili Jenderal Sutarman yang kini tak lagi menjabat Kapolri.
"Sekarang ada semua angkatan dari 82 sampai 85," ujar Syafii. Dengan adanya beberpa calon kandidat, Presiden juga akan mendapat beberapa alternatif sebelum mengajukan nama ke Presiden untuk uji kepatutan dan kelayakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan berpegang senioritas tapi kemampuan dan kapasitas," kata mantan Ketua PP Muhammdiyah ini.
Komisi Kepolisian Nasional menyatakan telah mengantongi enam nama kandidat calon Kapolri jika diminta rekomendasi oleh Presiden. Dua nama tambahan yang dikantongi Kompolnas adalah Sekretaris Utama Lembaga Pertahanan Nasional Komisaris Jenderal Suhardi Alius (Akpol 1985) dan Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Anang Iskandar (Akpol 1983).
Dua nama susulan ini dimasukan Kompolnas menggenapi empat nama sebelumnya yakni Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti (Akpol 1982), Inspektur Pengawasan Umum Komisaris Jenderal Dwi Priyatno (Akpol 1982), Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Komisaris Jenderal Putut Bayuseno (Akpol 1984) dan Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Budi Waseso (Akpol 1984).
Enam nama ini disiapkan jika sewaktu-waktu Presiden Joko Widodo minta rekomendasi nama untuk jadi calon Kapolri. Presiden sendiri berjanji akan memberikan keputusan soal polemik Kapolri pada pekan ini setelah menyelesaikan kunjungan kenegaraan di beberapa negara ASEAN.
(sur/sip)