Jakarta, CNN Indonesia -- Kuasa hukum Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Razman Arif Nasution menuding Ketua Tim 9 Syafi'i Maarif punya kedekatan dengan mantan Kabareskrim Komisaris Jenderal Suhardi Alius. Tudingan tersebut muncul setelah Buya, sapaan akrab Syafi'i, meminta Komisi Kepolisian Nasional memasukkan nama Suhardi dalam bursa calon Kapolri.
Razman mempertanyakan pernyataan Buya tersebut. Menurutnya, sebagai Ketua Tim 9, pernyataan Buya itu sudah melenceng dari kedudukannya sebagai ketua tim independen bentukan presiden.
"Apakah Pak Syafii Maarif ada hubungan famili dengan Pak Suhardi Alius?" ujar Razman saat ditemui di Bareskrim Polri, Senin (9/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap Buya bicara dalam kapasitasnya sebagai Ketua Tim 9 yang memberi masukan pada presiden terkait kisruh KPK- Polri. Karena itu mantan Ketua PP Muhammdiyah itu dinilai Ramzan tak perlu memberi masukan pada Kompolnas terkait siapa saja yang pantas yang direkomendasikan kepada Presiden untuk jadi Kapolri.
Razman mengungkapkan dirinya tidak menyerang secara pribadi. Ia menduga Buya kecewa karena nama Suhardi Alius tidak menjadi kandidat calon Kapolri yang diajukan oleh Kompolnas.
"Kenapa tidak sebut saja, atau mungkin dia kecewa dengan tidak masuknya Suhardi Alius menjadi Cakapolri? Sebut saja supaya calon kapolri itu Suhardi Alius," kata Razman.
Sebelumnya Buya Maarif mengatakan pada media jika nama Suhardi Alius layak untuk masuk dalam bursa calon Kapolri. Selain nama Sekretaris Utama Lemhanas itu, nama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution juga dianggap layak menjadi Kapolri.
Nama Suhardi sebenarnya sempat masuk kandidat yang direkomendasikan Kompolnas. Namun namanya tereleminasi karena Kompolnas menganggap Suhardi masih terlalu muda, angkatan 1985. Sementara empat nama lain masih berkisar di angkatan 1982 hingga 1984.
Saat ini ada empat kadidat kuat untuk direkomendasiklan pada presiden. Keempatnya adalah perwira tinggi Polri yakni Komisaris Jenderal Badrodin Haiti, Komisaris Jenderal Budi Waseso, Komisaris Jenderal Dwi Priyatno, dan Komisaris Jenderal Putut Bayuseno.
(sur/sip)