Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca Presiden Jokowi menelepon Ketua DPR Setya Novanto untuk menginformasikan pembatalan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri, ia akan bertemu dengan partai-partai politik pengusungnya dalam Pemilu 2014.
“Rencananya akan ada pertemuan Koalisi Indonesia Hebat dengan Jokowi pada Kongres Hanura di Solo,” kata politikus senior PDIP Pramono Anung di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (13/2). Kongres Hanura itu berlangsung 20-22 Februari.
Apapun keputusan Jokowi soal Budi Gunawan, PDIP akan menunggu arahan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, dan tunduk pada Mega. “Yang pasti saya akan dampingi Bu Mega,” ujar Pram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komjen Budi Gunawan yang sesungguhnya telah disetujui DPR sebagai Kapolri namun kemudian ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka kasus rekening gendut, merupakan mantan ajudan Megawati Soekarnoputri. Oleh sebab itu ia dikenal luas dekat dengan Megawati.
PDIP dan Komisi III DPR sampai saat ini tetap menginginkan Budi Gunawan dilantik lebih dulu sebagai Kapolri, baru dinonaktifkan dari jabatannya. “Sebab (persetujuan Budi Gunawan sebagai Kapolri) itu diputuskan di paripurna DPR secara politik. DPR sudah melakukan tugasnya,” kata Pram.
Menurut dia, bola sekarang ada di tangan Jokowi. Jokowi sendiri sudah sejak pekan lalu memberi sinyal bakal batal melantik Budi Gunawan. Itu pula yang membuat Komisi Kepolisian Nasional membuat daftar rekomendasi calon Kapolri baru yang kini telah diserahkan kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Keenam nama calon baru Kapolri itu yang diajukan Kompolnas ialah Wakapolri Komjen Badrodin Haiti, Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan Polri Komjen Putut Eko Bayuseno, Inspektur Pengawasan Umum Polri Komjen Dwi Priyatno, Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen Budi Waseso, mantan Kabareskrim Komjen Suhardi Alius, dan Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Anang Iskandar.
(agk)