Lebak, CNN Indonesia -- Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan ambruknya jembatan penghubung Desa Pajagan, Kecamatan Sajira dengan Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten, bukan hanya disebabkan kondisi jembatan yang sudah tua. Jembatan ambruk juga diakibatkan oleh manusia yang melewati jembatan gantung tersebut.
Jembatan yang usianya sudah lebih dari 20 tahun ini merupakan salah satu akses utama para siswa untuk ke sekolah. Alasannya, sekolah hanya ada si Desa Pajagan. Siswa yang tinggal di Desa Tambak tidak punya pilihan selain harus menyeberangi sungai dengan jembatan gantung untuk ke sekolah setiap harinya.
"Kadang anak-anak itu bukan hanya menyeberang, tapi jembatannya digoyang-goyang, yang akhirnya mengakibatkan kecelakaan," kata Iti saat diwawancarai di Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten, Senin (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, para siswa kerap bergerombol saat menyeberang. "Misalnya, satu anak sekolah dasar beratnya 30 kilogram. Kemudian yang menyeberang ada sekitar 40 orang, itu totalnya sudah berapa ton?" katanya.
Belum lagi, kata Iti, bila ada kendaraan yang lewat. Seharusnya, jembatan gantung tersebut dilalui secara bergantian.
Itu melanjutkan, jembatan yang sudah tua itu menjadi kelebihan beban sehingga ambruk. Jembatan ini memang bukan hanya dilalui oleh pejalan kaki, tetapi juga pengendara sepeda dan motor.
Meski sudah berusia 20 tahun, Iti menilai jembatan tersebut masih layak untuk digunakan. Pasalnya, jembatan tersebut diperbaiki secara berkala. Perbaikan diserahkan pada masyarakat setempat.
Seperti diberitakan sebelumnya, jembatan tersebut ambruk pada Selasa pekan lalu. Jembatan yang usianya sudah lebih dari 20 tahun itu putus karena kelebihan beban.Sebanyak 44 siswa sekolah dasar tercebur ke Sungai Ciberang saat arus sungai tersebut deras. Jembatan gantung tersebut merupakan akses bagi para siswa itu untuk mencapai sekolah. Para siswa yang menjadi korban merupakan siswa SDN 1 Pajagan Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Mereka terjatuh dari ketinggian sekitar 15 meter.Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, ada dua siswa yang mengalami luka berat, yaitu Surdi dan Umi. Mereka mengalami luka serius pada bagian tulang belakang dan giginya rontok. (sur)