Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Nasir Djamil memastikan aksi penculikan berujung pembunuhan terhadap dua anggota Kodim 0103/Aceh Utara pada Selasa (24/3) lalu bukan sebagai bentuk kemunculan kelompok separatis di Aceh.
Nasir mengatakan aksi tersebut merupakan murni tindakan kriminal.
"Setelah Komisi I dengan Komisi III bertemu dengan beberapa pihak, diketahui bahwa ini murni kriminal. Tidak ada kaitannya dengan gerakan separatis yang dulu ada di sini," kata Nasir kepada CNN Indonesia, Senin (30/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Komisi III dari Fraksi PKS asal Aceh ini menjelaskan dari pertemuan bersama pihak terkait seperti Polda Aceh, Kodam, BAIS hingga BIN, yang digelar Senin pagi, muncul dugaan kelompok kriminal yang melakukan aksi kejinya terhadap Sersan Satu Indra Irawan dan Sersan Dua Hendrianto adalah kelompok yang masuk ke dalam jaringan narkoba.
Dugaannya, jaringan narkoba yang terlibat itu pun bisa berasal dari luar Aceh.
Karena itu, anggota DPR yang ikut dalam pertemuan tersebut, meminta kepada Polda untuk cepat mengungkap dan menangkap pelakunya. Karena, jika semakin lama dibiarkan, menurut Nasir, maka kepercayaan masyarakat kepada penegak hukum akan menurun.
"Masyarakat akan berpikir kalau menjaga anggotanya saja tidak bisa, bagaimana polisi akan menjaga keamanan di tengah masyarakat," katanya.
Nasir mengatakan pembunuhan dua serdadu itu sangat mungkin dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk merusak hubungan baik antara TNI dan Polri.
"Selama ini TNI dan Polri sering menggagalkan penyelundupan atau pemusnahan ladang ganja di Aceh. Kemungkinan ini mereka marah dan menyerang," kata Nasir.
Pada pertemuan kali ini, Nasir menceritakan, DPR telah menyarankan agar aparat hukum di Aceh benar-benar melakukan pengamanan terutama terhadap penyebaran senjata-senjata ilegal.
"Kepemilikan senjata ilegal di Aceh harusnya dapat terus diperiksa. Masih ada itu senjata-senjata yang tidak ikut dimusnahkan pasca konflik atau senjata-senjata yang digunakan sebagai nilai tukar narkoba," ujarnya.
Untuk saat ini, Nasir mengungkapkan kondisi di Aceh secara umum terbilang kondusif dan terkendali. Meski demikian, dia berharap TNI dan Polri lebih mengedepankan fungsi-fungsi utama lembaganya. "Kami meminta TNI dan Polri lebih mengedepankan fungsi-fungsi intelijen," katanya.
(meg)