Insiden F-16 Terbakar di Fase Paling Berisiko

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Kamis, 16 Apr 2015 11:23 WIB
Insiden pesawat F-16 TNI AU yang diperkirakan berjenis Block 25/30 seharga baru USD 70 juta terjadi di fase yang paling berisiko yaitu saat lepas landas.
Pesawat F-16 telah ditutupi terpal putih di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (16/4). Pesawat F-16 dengan tail number TS-1643 tersebut rencananya akan melaksanakan misi Fly Pass pembaretan di Halim Perdanakusuma menuju Markas Besar TNI dan kembali ke Halim Perdanakusuma. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat penerbangan Gerry Soejatman memprediksi insiden gagal lepas landas dan terbakarnya mesin pesawat tempur F-16 di Halim Perdanakusuma terjadi di satu antara dua fase paling berisiko. Dua fase itu adalah fase lepas landas dan mendarat.

"Fase ini paling berisiko, karena pesawat tempur berada dalam posisi mati lalu dinyalakan dengan tekanan tinggi," kata Gerry, kepada CNN Indonesia, Kamis (16/4).

Sangat sulit untuk menilai insiden ini sebagai kecelakaan yang diakibatkan kesalahan manusia atau pilot meskipun kemungkinan itu bisa terjadi. Tak hanya itu, adanya dugaan berebut landasan dengan pesawat komersil di Halim Perdanakusuma terbantahkan. (baca juga: Penyebab Insiden F-16 Bukan Human Error, TNI AU Bentuk Tim)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Gerry, basis udara Halim Perdanakusuma adalah basis militer yang memprioritaskan kepentingan udara pasukan TNI Angkatan Udara. Sehingga, dalam hal ini, pesawat komersil diwajibkan menunggu keperluan militer, dan hal itu pasti sudah disepakati.

"Tidak mungkin itu karena diburu-buru dengan pesawat komersil. Orang-orang aviasi mengerti kalau pesawat militer itu bukan pesawat biasa, karena bawa senjata atau bisa saja bawa bom."

Terbakarnya mesin, kata Gerry bisa juga dikarenakan faktor teknis atau perawatan, termasuk juga kondisi landasan. "Semua bisa terjadi di fase ini (lepas landas)."

Pesawat yang dibanderol USD 70-80 juta saat keluar dari pabriknya kemungkinan bisa diperbaiki namun dengan kemampuan yang tidak prima, tergantung kerusakannya. (baca juga: F-16 Gagal Terbang, Roda Lepas dan Mesin Terbakar)

F-16 yang dimiliki oleh Indonesia saat ini berjumlah dua skuadron ++ atau sekitar 40 pesawat dengan jenisF-16 Block 52 ada dua tingkat di bawah generasi teranya F-16 Block 72 yang seharga dua kali jenis pesawat komersil seperti Airbus A320.

"Indonesia belum sanggup beli Block 72, harganya bisa beli tiga atau empat pesawat F-16 yang dimiliki sekarang, ya bisa sekitar 125 sampai 150 juta dolar," jelas Gerry.

F-16 adalah jenis pesawat tempur pabrikan Amerika Serikat yang paling laku dan menjadi salah satu pesawat tempur berjenis sedang untuk pertempuran udara ringan atau pengejaran jarak dekat (dog fighter). (baca juga: Pesawat Tempur F-16 Gagal Terbang lalu Terbakar di Halim) (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER