Jenazah Terpidana Mati asal Brasil Tiba di Jakarta Siang Ini

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Rabu, 29 Apr 2015 09:04 WIB
Hingga akhir hidupnya, Rodrigo Gularte yang disebut sakit jiwa percaya bahwa malaikat akan datang membantunya dan membawa dia ke negeri asalnya, Brasil.
Rodrigo Gularte, salah satu terpidana mati yang dieksekusi di Nusakambangan, Rabu dini hari (29/4). (Infografis CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jenazah terpidana mati kasus narkoba asal Brasil, Rodrigo Gularte (43), akan tiba di Rumah Sakit  Saint Carolus, Jakarta Pusat, Rabu siang (29/4). Gularte telah dieksekusi di Nusakambangan bersama ketujuh narapidana lainnya dini hari tadi. (Baca: Delapan Terpidana Mati Dieksekusi Regu Tembak Pukul 00.35 WIB)

Berdasarkan informasi yang dihimpun, jenazah Gularte akan tiba jelang tengah hari di RS Saint Carolus. "Kemungkinan jam 11.00 WIB, soalnya kan dibawa pakai jalur darat," ujar seorang penjaga RS. Saint Carolus. (Baca: Delapan Ambulans Beriringan Antar Jenazah Terpidana Mati)

Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, hingga saat ini suasana di rumah duka RS Saint Carolus masih sepi. Namun beberapa pintu ruangan di rumah duka telah dibuka dan dipersiapkan untuk menerima kedatangan jenazah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gularte yang menghabiskan masa kecilnya di lahan pertanian keluarga di Paraguay didakwa atas upaya penyelundupan 19 kilogram kokain ke Jakarta pada 31 Juli 2004. Saat itu petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta menangkap Gularte dan kedua rekannya, Fred Silva Magueta dan Emerson Viera Guemares. Kokain ditemukan dalam delapan papan selancar yang mereka bawa.

Sepupu Gularte, Angelita, sempat meminta seorang dokter dari Brasil melihat kondisi Gularte di LP Tangerang setelah dia melakukan percobaan bunuh diri. Dokter tersebut, Fabio Caldas de Mesquita, mengatakan kondisi Gularte mengalami depresi dengan tanda gangguan mental cukup jelas.

Simak selengkapnya di FOKUS: Bergerak Menuju Regu Tembak

Tim kuasa hukum Gularte juga telah mengajukan Peninjauan Kembali kedua setelah mendapat surat pernyataan resmi dari tim dokter di RSUD Cilacap mengenai kondisi kejiwaan Gularte yang diklaim menderita sakit sejak 1982.

Namun Jaksa Agung Prasetyo mengatakan faktor gangguan jiwa Gularte hanya dalih untuk membatalkan proses eksekusi mati Gularte. (Baca: Gularte Kerap Bicara dengan Tembok Jelang Eksekusi)

Baca juga:

Ratusan Lilin Menyala untuk Chan dan Sukumaran di Australia

Ruang VIP Rumah Duka Abadi Jadi Persemayaman Duo Bali Nine
(agk/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER