Panitia SBMPTN Jamin Tak Ada Diskriminasi bagi Difabel

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Rabu, 03 Jun 2015 17:52 WIB
Ketua Panitia SBMPTN Rochmat Wahab menegaskan keterbatasan fisik tak akan halangi peserta difabel lakukan ujian SBMPTN.
Siswi penyandang cacat tunanetra mendengarkan soal ujian nasional yang dibacakan pendampingnya saat mengikuti UN tingkat SD di Yayasan Sekolah Luar Biasa (YSLB) Yapti Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (19/5). (AntaraFoto/ Yusran Uccang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Rochmat Wahab menegaskan kaum difabel akan difasilitasi saat melakukan tes SBMPTN. Keterbatasan secara fisik, kata Rochmat, tidak akan menghalangi peserta difabel SBMPTN untuk menjalani ujian.

"Saya pastikan tidak akan ada diskriminasi. Semua fasilitas untuk kaum difabel telah kami sediakan," kata Rochmat saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (3/6).

Rochmat juga menegaskan akan memberikan kemudahan bagi kaum difabel dalam melakukan tes SBMPTN, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Rochmat mencontohkan, kaum difabel diperbolehkan melakukan ujian tertulis di ambulans ataupun di rumah sakit bila memang itu yang diperlukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami juga sudah sediakan petugas khusus untuk membacakan soal bagi kaum difabel, bila memang diperlukan. Sejauh ini rasanya tidak ada diskriminasi," kata Rochmat.

Sebelumnya, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Maneger Nasution menyatakan pihaknya masih mendapat keluhan dari komunitas difabel karena diantara persyaratan masuk perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) masih mencantumkan persyaratan sehat jasmani dan rohani secara tidak ramah HAM.

"Celakanya, masih ada pihak penyelenggara PTN/PTS yang menyebut penyandang disabilitas sebagai tidak sehat fisik. Paradigma ini harus dirubah. Dalam perspektif kemanusiaan universal, mereka itu bukan sakit, tapi mereka adalah kelompok yang berkebutuhan khusus," kata Maneger.

Kesalahan kedua, kata Maneger, masih ada generalisasi semua disabilitas secara tunggal, dengan memperlakukan kebutuhan semua mereka secara sama. Padahal, mereka memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. "Karena kebutuhan mereka berbeda-beda, maka negara pun wajib hukumnya memfasilitasinya sesuai kebutuhan masing-masing," katanya.

Maneger juga menyoroti pembuatan dan pencetakan soal SBMPTN. "Soal SBMPTN harus ramah disabilitas, sesuai dengan kebutuhan masing-masing disabilitas," katanya.

Panitia SBMPTN juga didesak untuk sungguh-sungguh dalam menyiapkan sarana dan prasarana SBMPTN agar lebih ramah kaum difabel. "Misalnya, bagi saudara pemakai kursi roda, membutuhkan akses jalan yang ramah menuju lokasi SBMPTN," ujarnya. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER