Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar astronomi dari Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama Cecep Nurwendaya mengatakan, sampai saat ini posisi hilal belum terlihat di Indonesia. Hasil ini didapatkan Cecep dari observasi astronomis dan perhitungan hisab.
"Tidak ada referensi apapun bahwa hilal pada hari ini dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia," kata Cecep saat memaparkan hasil pemantauan hilal sebelumn sidang isbat di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (16/6).
"Hari ini tidak ada yang melaporkan hilal terlihat," ujar Cecep.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cecep mengatakan, ketinggian hilal di wilayah Indonesia masih negatif. "Yang menarik semuanya mengatakan ketinggian hilal negatif," ujar Cecep.
Ditemui usai pemaparan pengamatan hilal secara astronomis dari Cecep, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan akan menggunakan reerensi tersebut untuk didiskusikan pada sidang isbat.
"Paparan dari Pak Cecep ini adalah observasi astronomis. Jadi ini dari landasan hisabnya, perhitungan-perhitungan bagaimana posisi hilal sesungguhnya," kata Lukman.
Tak hanya akan mendiskusikan pemaparan hilal dari sisi astronomi, sidang isbat juga akan mempertimbangkan hasil pengamatan hilal di lapangan oleh para pelaku rukyat. "Nanti dalam isbat akan mendengar laporan dari pelaku rukyat. Sejumlah orang yang ditugaskan di lebih dari 30 titik akan menyampaikan laporan apakah hilal itu ada di antara mereka yang melihat atau tidak," tutur Lukman.
Dari situ peserta sidang isbat akan menyempaikan pendangan tentang penentuan awal Ramadan 1436 Hijriah. "Setelah mendengar paparan dari Pak Cecep dibandingkan dengan pelaku rukyat," ucapnya.
Senada dengan Kementerian Agama, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Ma’ruf Amin mengatakan, saat ini hilal masih berada di bawah ufuk. Sehingga awal Ramadan tidak mungkin jatuh pada esok hari.
"Kalau sekarang karena ini di bawah ufuk pasti hari Kamis. Kalau ada yang melihat, itu aneh, tidak masuk akal," kata Ma'ruf.
(rdk)