Bangun BIN Modern, Bang Yos akan 'Berguru' ke AS dan Rusia

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 08 Jul 2015 15:07 WIB
Sutiyoso menyebutkan semua itu perlu dilakukan untuk melawan radikalisme yang makin marak.
Sutiyoso saat melakukan uji kepatutan dan kelayakan di DPR. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Letnan Jenderal (Purn) Sutiyoso resmi menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang baru usai dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini di Istana. Sutiyoso kini sah menjadi bos tilik sandi negara. Saat fit and proper test di DPR, Sutiyoso sudah memberikan visi misi dan pandangannya dengan jelas.

Dia menyebutkan akan membangun BIN yang modern. BIN yang didukung alat-alat canggih dan sumber daya manusia yang mumpuni. Untuk itu, Sutiyoso mengaku akan ‘berguru’ ke Amerika Serikat (AS) dan Rusia. (Baca juga: Seribu Agen Intelijen & Noda Hitam Sutiyoso, Kepala BIN Baru)

BIN yang modern, sebut Bang Yos, begitu Sutiyoso biasa disapa adalah salah satu syarat untuk melawan radikalisme yang makin marak. Apalagi paham itu kini menyebar cepat lewat berkat kemajuan teknologi. "Salah satunya itu yg perlu kita waspadai, radikalisme, juga terorisme, karena mereka bisa melakukan doktrin lewat dunia maya,” ujar Sutiyoso usai dilantik di Istana Negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sutiyoso itu jadi salah satu hal yang mesti diwaspadai karena Indonesia adalah pengguna internet atau teknologi informasi terbesar nomor 6 di dunia. Penggunanya, ungkap Sutiyoso, mayoritas adalah anak-anak muda yang masih labil dan mudah didoktrin.

Sutiyoso menegaskan negara, terutama BIN harus melakukan counter terhadap hal itu. Salah satunya adalah BIN harus memiliki alat-alat yang super canggih. Sutiyoso juga akan mencari referensi ke negara-negara yang intelijennya sudah lebih maju dari Indonesia. (Baca juga: Sutiyoso 'Dipermak' Jadi Kepala BIN Setelah Lebih 50 Tahun)

“Tentu ini masalah teknis yang gak bisa saya jelaskan kepada kalian. Saya akan datangkan dari berbagai referensi. Nanti akan kita lihat yang dimiliki negara-negara besar seperti Rusia, Amerika, seperti apa yang mereka miliki. Karena di dalam intelijen itu kan mempunyai komunitas internasional juga,” jelasnya.

Rusia dan Amerika Serikat sering dinilai sebagai dua negara yang paling mumpuni dalam urusan intelijen. Salah satu pemicunya adalah persaingan yang luar biasa di segala aspek saat perang dingin. Saat itu Rusia jadi bagian utama dan penting dari Uni Soviet.

Intelijen jadi salah satu faktor utama untuk saling mengintip apa yang dilakukan masing-masing. Amerika Serikat punya CIA dan Uni Soviet punya KGB. Kini setalah Uni Soviet bubar, Rusia punya SVR yang sebagian besar adalah orang-orang KGB.

Tetapi, Sutiyoso menambahkan, sebelum melakukan itu semua, dirinya akan melihat lebih dekat seperti apa BIN, apakah itu struktur organisasinya, sumber daya manusianya atau perlengkapan yang dimiliki. (Baca juga: Sutiyoso, Jenderal Lapangan yang Jadi Spion Jokowi)

Mantan Pangdam Jaya itu mengungkapkan, apa yang telah dirintis oleh Kepala BIN sebelumnya, Letjen (Purn) Marciano Norman akan dilanjutkan. "Sasaran kami ke depan akan membangun intelijen yang tangguh dan profesional. Jadi ke depan banyak sekali pekerjaan yang menghadang kita,” ujar Sutiyoso.

Sutiyoso mengungkapkan, BIN ke depan akan lebih terbuka, artinya akan memberikan peluang kepada masyarakat untuk memberikan informasi apa saja, berpartisipasi yang ada kaitannya dengan keamanan negara berkaitan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, sampai pertahanan dan keamanan. “Pekerjaan intelijen itu memerlukan banyak sekali informasi dari berbagai sumber,” tuturnya.

(hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER