Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyarankan pembuatan kalender Islami yang bersifat seragam dan global agar tidak lagi muncul perbedaan versi dalam penetapan 1 Syawal dalam merayakan hari raya Idul Fitri setiap tahun.
"Perbedaan pendapat dalam penetapan 1 Syawal mungkin terjadi. Alhamdulillah, tahun ini, baik hasil rukyat melihat dengan mata hati dan melihat dengan mata kepala, ternyata cocok. Menurut data astronomis, kecocokan seperti akan terjadi hingga 2022," kata Din saat ditemui di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (16/7).
Agar terjadi kesamaan pendapat dalam penentuan 1 Syawal, Din berpendapat ke depannya diperlukan sistem kalender Islami yang seragam dan bersifat tahunan, mulai dari 1 Muharam hingga akhir tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya kita tidak perlu melakukan penetapan 1 Syawal secara eceran lagi," katanya.
Din menilai dibuatnya kalender Islami bisa menciptakan dampak ekonomis yang luar biasa. Tanpa adanya kalender seperti itu, Ia berpendapat kerugian bisnis yang ditimbulkan selama ini sangat besar.
"Misalnya, barang yang sudah disiapkan dikirim untuk 1 Syawal ternyata harus ditunda karena perhitungannya berbeda," katanya.
(gen)