Jakarta, CNN Indonesia --
Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat memastikan bom yang meledak di Makassar, Senin petang (3/8) lalu merupakan bom Ikan. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), motif pengeboman diduga lantaran adanya persaingan bisnis.
Kepolisian pun memastikan meledaknya bom tersebut tak memiliki sangkut paut dengan terorisme atau Muktamar Muhammadiyah yang sedang berlangsung di ibukota Sulawesi Selatan itu.
"Kami pastikan itu bom ikan yang berisi paku seperti yang kemarin dikatakan Bapak Kapolda," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulselbar Komisaris Besar Polisi Barung Mangera ketika dihubungi CNN Indonesia pada Selasa (4/8).
Seiring dengan upaya pendalaman kasus, Barung mengatakan hingga kini polisi masih memeriksa delapan saksi dan belum menetapkan tersangka dalam insiden tersebut. Dirinya juga kembali menegaskan bahwa motif bom diduga lantaran adanya persaingan bisnis.
"Untuk motifnya lebih kearah persaingan bisnis dalam jual beli bom ikan," ujarnya.
Tak ada detonator
Di tengah tudingan miring mengenai adanya pihak Kepolisian yang 'bermain', Barung tak menampik bahwa salah satu rumah yang mengalami kerusakan parah adalah rumah milik purnawirawan polisi bernama Jasman (60). Akan tetapi, ia menegaskan hak purnawirawan Polri tadi sudah dicabut dan yang bersangkutan telah dikembalikan ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jasman juga merupakan orang yang melaporkan ke kepolisan saat ledakan terjadi.Selain menjawab tudingan tadi, Barung juga membantah adanya detonator yang ditemukan tim Gegana pada saat penggeledahan di lokasi kejadian.
"Kata siapa ada detonator? Tidak ada itu," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah ledakan besar terjadi di kompleks Puri Pattene Permai Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan pukul 15.00 WITA pada Senin (3/8). Ledakan tersebut menyebabkan empat unit rumah hancur, dan menewaskan dua warga bernama Ramlah dan Siti, serta melukai 10 orang lainnya.
(dim)