Dirut MRT: Jangan Persoalkan Tanah Lagi

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Rabu, 12 Agu 2015 19:14 WIB
Dono Boestami menegaskan pembangunan MRT akan selesai hingga 2018 nanti.
Direktur Utama MRT Jakarta Dono Boestami. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Dono Boestami meminta semua pihak untuk tidak mempersoalkan masalah tanah lagi. Pihaknya akan terus fokus melakukan pembangunan MRT agar bisa diselesaikan pada 2018 ini.

"Masalah tanah ini jangan dipermasalahkan lagi. Kami sudah tahu tugas masing-masing. Kami bekerja sama menyelesaikan proyek secepatnya," kata Dono saat dihubungi wartawan, Rabu (12/8). (Lihat Juga: MRT, Solusi atau Polusi?)

Hal itu terutama disampaikan setelah pihaknya bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Negara (BPN) Zulkifli. (Baca Juga: Pembebasan Lahan MRT Molor, Ahok Salahkan BPN)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika nantinya ditemukan kendala dalam pembangunan, Dono yakin setiap pihak yang terlibat akan menyelesaikan masalahnya masing-masing. Pihak PT MRT pun akan fokus pada pengerjaan proyek karena pembangunan MRT ini harus benar-benar tepat.

Ia juga mengatakan PT MRT akan tetap bekerja di lahan yang ada. Sementara itu, untuk lahan yang belum dibebaskan, Dono mengklaim tidak ada masalah yang berarti. Secara umum, katanya, pembebasan lahan tidak akan mengganggu pembangunan.

"Sepanjang Fatmawati, Lebak Bulus, bisa dilihat tiang sudah dipasang," kata Dono.

Sebelumnya, pembebasan lahan di wilayah Jakarta Selatan yang akan digunakan untuk proyek pembangunan MRT ternyata disebabkan oleh tidak terjalinnya komunikasi yang baik antara Pemprov DKI dengan Badan Pertanahan Negara (BPN).

Selama ini, Pemprov DKI menunggu BPN untuk membantu mengurus pembebasan lahan melalui proses konsinyasi di pengadilan negeri. Namun, BPN sendiri dinilai lambat menyelesaikan tugasnya.

"BPN menentukan kepemilikan tanah. Makanya kami sangat tergantung pada BPN. Kalau BPN di lapangannya terlambat, ya sudah susah," kata Ahok, sapaan akrab Basuki saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Rabu (12/8).

Ahok menilai, masalah pembebasan lahan ini sangat mengganggu proses pembagunan proyek MRT. Apalagi PT MRT mempunyai target-target tersendiri untuk melakukan pembangunan.

"Makanya, beda swasta dengan pemerintah di situ. Kalau swasta, mengerjakan sesuatu harus ada tanggalnya. Kalau orang pemerintahan kapan-kapan saja selesainya," ujar Ahok.

Proyek konstruksi MRT sendiri ditargetkan akan rampung pada 2018 mendatang untuk jalur Sudirman-Thamrin, berbarengan dengan saat Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games tahun itu.

Saat ini PT MRT Jakarta sedang mengupayakan pembangunan jalur MRT sepanjang 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Thamrin. Jalur sepanjang 10 kilometer memakai jalur layang Lebak Bulus-Blok M dan 6 kilometer sisanya akan berupa jalur bawah tanah Sudirman-Thamrin dengan titik pertemuan jalur layang dan jalur bawah tanah yang terletak di dekat Taman Mataram, Kebayoran Baru, Jakarta.





(utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER