LIPUTAN KHUSUS

Om Jusuf, Si Tukang Nongkrong di Perempatan 10

Helmi Firdaus | CNN Indonesia
Senin, 17 Agu 2015 12:30 WIB
M Jusuf Ronodipuro di mata HS Dillon adalah sosok yang mudah bergaul. Lantaran rendah hati dalam pergaulannya ia banyak dihormati dan disukai.
M. Jusuf Ronodipuro (paling kiri kedua dari bawah berdasi kupu-kupu) saat berfoto bersama Presiden Soekarno (Istimewa/dok. keluarga)
Jakarta, CNN Indonesia -- HS Dillon baru saja pulang dari New York, Amerika Serikat pada 1983. Lelaki yang dikenal sebagai pengamat pertanian itu baru saja usai meraih gelar Ph.D dari Cornell University. Beberapa saat kembali ke Tanah Air, Dillon mendatangi sebuah diskusi yang digelar oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS).

Tiba-tiba dalam seminar itu ada seorang pria yang memanggilnya. "You must be Harnopidjati son in law,” kata Dillon menirukan ucapan laki-laki itu. “Itulah kali pertama saja bertemu dengan Jusuf Ronodipuro, atau yang biasa saya panggil Om Jusuf,” kata Dillon dalam perbicangan lewat telepon dengan CNN Indonesia, Kamis malam pekan lalu.

Dillon yang pernah jadi Utusan Khusus Presiden bidang Penanggulangan Kemiskinan (2011-2014) menduga, Jusuf Ronodipuro mengenali dirinya sebagai menantu dari Harnopidjati dari serban yang dia pakai. Sebagai keturunan India di Indonesia, Dillon terkenal dengan serbannya. Kemana pun pergi, serban itu tidak pernah lepas dari kepalanya.    (Simak Fokus: Penyebar Kabar Indonesia Merdeka)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dillon menyebut Jusuf Ronodipuro sebenarnya adalah teman dari almarhum ibu mertuanya, Pujiarsi Harnopidjati yang seorang dokter. Mereka berdua, sebut Dillon adalah sedikit orang yang tersisa dari perjuangan Republik Indonesia.

Anggota Dewan Ekonomi Nasional 1999-2000 itu kemudian mengungkapkan, ibu mertuanya sering cerita kepada Jusuf Ronodipuro soal dirinya, termasuk ciri khas dirinya. “Itu mengapa Om Jusuf langsung tahu saya menantunya Harnopidjati temannya,” ujar Dillon. (Cek INFOGRAFIS: Pengirim Kabar Indonesia Merdeka ke Seantero Dunia)

Para mantan pejuang ini, cerita Dillon, dulu sering nongkrong di Perempatan 10, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka membicarakan apa pun di tempat itu. Tapi apa pun topiknya, seringnya kembali ke urusan negeri, kebangsaan.

Ketika CNN Indonesia bertanya di mana itu Perempatan 10, Dillon tertawa. “Masak kamu orang Jakarta tak tahu Perempatan 10?” ujarnya. Ketika diyakinkan tidak tahu, Dillon menyebut Perempatan 10 itu area yang kini menjadi Tugu Proklamasi, di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. 

Jusuf Ronodipuro, tutur Dillon, hampir selalu hadir di diskusi-diskusi yang digelar oleh CSIS. Jusuf, tutur Dillon, bukanlah orang yang suka bicara. Tetapi ketika dia bicara setiap orang mendengarkannya. Orang-orang di sekitarnya menghormati pengalaman, pengetahuan dan senioritas Om Jusuf.  (Baca juga: Kisah Tentang Si Penyebar Kabar Indonesia Merdeka)

“Kalau dia bicara, perspektifnya selalu kebangsaan. Untuk kepentingan bangsa. Itu yang membuat orang hormat pada beliau,” tutur Dillon yang pernah Penasihat Menko Perekonomian Bidang Penanggulangan Kemiskinan di tahun 2001.

Dillon mengaku lebih banyak tahu kiprah Jusuf Ronodipuro dari almarhum ibu mertuanya dan pembicaraan-pembicaraan non formal. Dillon mengaku tahu bahwa Jusuf Ronodipuro adalah orang yang mengumumkan di radio Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Usai itu, Jusuf menjadi salah satu orang yang mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI) pada 11 September 1945.

Jusuf dinilai Dillon terus membangun RRI menjadi lembaga penyiaran yang terhormat. Salah satunya dengan terus menyebarkan semangat perjuangan pada junior-juniornya di RRI. Semangat perjuangan itu ditampilkan dengan mendorong bekerja keras tanpa pamrih dan terus menyebarkan perspektif kebangsaan. “Ya kalau menurut saya, Om Jusuf itu ya Bapak RRI,” tuturnya.

Dillon lalu menyebut Parni Hadi sebagai sosok yang menghormati Jusuf Ronodipuro. Saat bekerja di RRI, Parni Hadi, sebut Dillon membuatkan acara khusus buat Jusuf Ronodipuro, tukang nongkrong di Perempatan 10. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER