Calon Penumpang Trigana Gagal Terbang Karena Tiket Habis

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Senin, 17 Agu 2015 10:12 WIB
Direktur Eksekutif Indonesia mengajar berencana melakukan assessment di Kabupaten Pegunungan Bintang untuk mencari sekolah yang tepat untuk program mereka.
Kantor Pusat
Jakarta, CNN Indonesia -- Hikmat Darsono, salah satu calon penumpang pesawat Trigana Air jenis ATR 42-300 dengan nomor penerbangan IL257 batal terbang, Ahad kemarin (16/8). Hikmat batal menumpang pesawat yang jatuh di Papua lantsran tidak mendapat tiket tujuan Jakarta-Jayapura.

Hikmat yang merupakan Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar itu menuturkan, dia bersama dua rekannya, Yundriati Ardani dan Susilo berencana ke Kabupaten Pegunungan Bintang untuk melakukan tugas assessment yang akan melakukan pengiriman pengajar muda ke daerah tersebut.

"Karena perjalanan ke daerah, khususnya di Indonesia timur tidak terhubung dengan mudah, jauh-jauh hari kita sudah pesan tiket dulu untuk Jayapura-Oksibil," ujar Hikmat kepada CNN Indonesia, Senin (17/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka bertiga sebelumnya telah menggelar pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bintang pada Selasa (11/8) di Jakarta, untuk menyepakati tanggal keberangkatan serta membahas rencana kegiatan dan perjalanan selama berasa di sana.

Hikmat menjelaskan, kegiatan assessment yang dilakukan adalah mendatangi salah satu kabupaten dan kemudian menyebar ke sekolah-sekolah. Dari hasil penyebaran ke sekolah akan dicari sekolah yang paling tepat untuk dijadikan sasaran dari Indonesia Mengajar.

Mereka telah mengantongi tiket pesawat Jayapura-Oksibil dengan nomor penumpang 19, 20 dan 21. Namun ketiganya batal berangkat karena gagal mendapatkan tiket pesawat ke Jayapura pada Jumat, 14 Agustus. Pesawat milik PT Trigana Air Services yang berangkat pada Minggu 16 Agustus pukul 14.22 WIT tersebut hilang kontak pada pukul 14.55 WIT dan rencananya akan tiba pada 15.04 di Oksibil.

"Tiket tidak dapat, harusnya 14 berangkat malam, 15 sampai Jayapura, 16 berangkat ke Oksibil," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang disebutkan termasuk ke dalam pesawat yang berangkat dengan nomor penumpang 22. Jika benar, nama Kepala Dinas Pendidikan tersebut bernama Utopdana Hosea. Hikmat mengaku terakhir kali berhubungan dengannya pada Sabtu (15/8) atau sehari sebelum pesawat berangkat.

Meski demikian, Hikmat menyebutkan saat ini kedua rekannya Yundriati dan Susilo pada akhirnya melakukan regrouping atau pergantian penumpang untuk berangkat ke Jayapura dan sudah tiba di Jayapura tadi malam. Namun, keduanya juga tertahan di bandara Jayapura karena tidak ada penerbangan dan pesawat yang tersedia.

Saat ini pencarian terhadap pesawat terus dilakukan. Operasi penyelematan yang akan dilakukan Tim Search and Rescue diperkirakan bakal meliputi wilayah seluas 13 mil dari Bandar Udara Oksibil, Papua. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor SAR Jayapura Ludy kepada CNN Indonesia, Ahad (16/8).

Menurut Ludy, pencarian bakal dilakukan dari dua matra yakni darat dan udara. Beberapa tim yang bergabung di bawah koordinasi SAR Jayapura saat ini adalah tim dari Angkatan Darat, Angkatan Udara dan tim darat dari Kepolisian Resor Pegunungan Bintang. (rdk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER