Jakarta, CNN Indonesia -- Pria jelang paruh baya yang ditangkap karena ketahuan mencabuli anak di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada pertengahan pekan lalu, mengaku telah menjadi korban pencabulan pada masa kecilnya, puluhan tahun silam.
Pengungkapan tindak asusila berawal saat warga memergoki IW, 49, ketika sedang melakukan aksinya kepada seorang anak lelaki berusia belasan tahun di tempat tinggalnya di Jalan Perjuangan, Kelapa Gading, Rabu (2/9). Mengetahui kejadian tersebut, warga membawa IW dan menyerahkannya ke Kepolisian Sektor (Polsek) Kelapa Gading untuk diperiksa.
Kepala Polsek Kelapa Gading Ajun Komisaris Ari Cahya menuturkan, dari hasil pemeriksaan, IW mengaku melakukan aksinya lantaran pernah menjadi korban tindak pencabulan saat masih Sekolah Dasar (SD).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia mengaku pernah jadi korban pencabulan juga. Tapi keterangan tersebut masih kita dalami. Tidak serta merta kita percaya pengakuan tersebut," ujar Ari kepada CNN Indonesia, Kamis (10/9).
Ari mengatakan, IW belum pernah menikah sepanjang hidupnya. Dia hidup melajang dan sejak awal tinggal di kawasan Kelapa Gading.
Sebelum tinggal di mushala tersebut, IW sempat tinggal di salah satu rumah tidak jauh dari rumah ibadah tersebut. Namun, karena menjadi salah satu korban penggusuran untuk keperluan jalur Busway, ia akhirnya memilih tinggal si mushala.
Ari menuturkan, IW juga mengaku telah melakukan aksinya terhadap puluhan anak. Namun, karena banyaknya korban, IW tak lagi mengingat nama-nama korbannya.
Dia juga menjelaskan, warga sekitar tidak curiga atas gerak-gerik IW selama ini. Mereka menilai IW sebagai sosok terbuka dan aktif di lingkungan tempat tinggalnya.
"Saksi mengatakan dia (IW) aktif bermasyarakat dan juga sebagai pelatih futsal. Sehingga mereka tidak curiga, sampai akhirnya dipergoki melakukan pencabulan itu," ujarnya.
IW diketahui juga bekerja sebagai guru marawis dan tukang ojek. Dia diduga telah melakukan pencabulan di beberapa tempat sejak 2014. Namun, ketika ia pindah ke mushala, ia biasa melancarkan aksinya di salah satu bilik yang berada dibelakang mushala tersebut.
Lebih lanjut, setiap kali melancarkan aksinya, IW selalu memberikan sejumlah uang dan mengancam korbanya akan disakiti bila mengadukan tindakannya kepada orangtua maupun polisi.
"Dia mengiming-imingi uang Rp 5000 ke anak yang mau dia cabuli," ujar Ari.
Sampai saat ini sudah lebih dari 20 anak menjadi korban kebejatan IW. Jumlah tersebut berasal dari hasil pelaporan beberapa orangtua kepada kepolisian, yang menyatakan anaknya juga menjadi salah satu korban IW.