Kebutuhan Minimum 12 Kapal Selam, TNI AL Baru Miliki Dua

Abraham Utama | CNN Indonesia
Kamis, 17 Sep 2015 18:38 WIB
Dua kapal selam tersebut adalah KRI Cakra dan KRI Nanggala. Keduanya saat ini dioperasikan oleh Komando Armada Indonesia Kawasan Timur di Surabaya, Jawa Timur.
Kapal Selam saat sailing pass pada Perayaan HUT Ke-69 TNI di Dermaga Ujung Armada RI Kawasan Timur (Armatim), Surabaya, Selasa, 7 Oktober 2014. Sebanyak 526 alat utama sistem persenjataan (alutsista) dikerahkan pada TNI kali ini antara lain 192 unit alustsista dari TNI AD, 195 alutsista dari TNI AL, dan 139 pesawat dari TNI AU. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tentara Nasional Indonesia menargetkan akan memiliki 12 kapal selam pada 2024 mendatang. Dari target minimum essential force tersebut, saat ini Indonesia baru memiliki dua kapal selam.

Dua kapal selam tersebut adalah KRI Cakra dan KRI Nanggala. Keduanya saat ini dioperasikan oleh Komando Armada Indonesia Kawasan Timur di Surabaya, Jawa Timur. (Lihat Juga: Mantan KSAL Minta Pembelian Kapal Selam Rusia Dikaji Ulang)

TNI AL melalui Departemen Pertahanan Keamanan memesan dua kapal selam jenis 209/1300 itu ke perusahaan galangan kapal Jerman, Howaldtswerke-Deutsche Werft, pada 1977. (Baca Juga: Perkuat Armada, TNI AL Sudah Pesan 11 Heli dan 6 Kapal Selam)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika itu, Uni Soviet baru saja mengembargo Indonesia sehingga 12 unit kapal selam kelas whiskey diborong pemerintahan Sukarno tak dapat diandalkan lagi.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Zainuddin, mengatakan untuk memenuhi target minimal kepemilikan kapal selam, pemerintah telah menandatangani kontrak kerja sama jual-beli kapal Chang Bogo dengan perusahaan pembuat kapal perang asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Engineering.

"Itu sudah tahap awal, sudah ada kontrak. Karena pembuatan pembangunan kapal selam itu butuh tiga tahun dan diharapkan tahun 2017 sudah berada di Indonesia," katanya kepada wartawan, Kamis (17/9).

Menurut penelusuran CNN Indonesia, penandatanganan kontrak kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Daewoo dilakukan 20 Desember 2011.

Saat itu, Indonesia diwakili Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Mayor Jenderal Ediwan Prabowo (kini berpangkat letnan jenderal dan menjabat sekretaria jenderal Kemhan). Sementara Daewoo diwakili langsung oleh presiden direkturnya, Nam Tae-sang.

Nilai kontrak tersebut bernilai US$ 1,07 miliar. Daewoo direncanakan membangun dua kapal selam Chang Bogo pada Januari 2012 lalu mengirimkannya ke Indonesia pada 2015 dan 2016.

Sehari setelah penandatangan kontrak, otoritas Kemhan mengatakan kapal ketiga akan dibangun di PT PAL Indonesia, perusahaan galangan kapal berpelat merah yang bermarkas di Surabaya.

Adapun, kontrak kerja sama bilateral terbesar yang pernah ditandatangani perusahaan Korsel itu akan berakhir tahun 2018. Melihat catatan tersebut, rencana pengiriman kapal selam jenis 209 mundur dua tahun dari yang diatur dalam kontrak.

Chang Bogo merupakan kapal selam berdaya diesel dan elektronik yang bertipe 209. Kapal ini tercatat sebagai pengembangan dari kapal selam 209 yang pertama kali dibuat secara eksklusif oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft.

Bobot Chang Bogo diperkirakan akan mencapai 2300 hingga 3900 ton. Kapal ini berukuran panjang 74 meter dan lebar 9,9. Kemampuan selamnya maksimal 300 meter.

Ketika berada di atas permukaan air, Chang Bogo dapat melaju hingga 11 knots, sementara saat di bawah permukaan air kecepatannya dapat bertambah hingga 22 knots. Chang Bogo yang dipesan Indonesia dapat menampung 52 anak buah kapal. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER