Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar menganggap pengelolaan infrastruktur di desa-desa pinggiran kota belum maksimal sampai saat ini. Menurutnya, pembangunan dan pemanfaatan infrastruktur di desa seharusnya dapat dilakukan secara lebih baik agar mengurangi tingkat urbanisasi.
"Jika tidak mampu dimanfaatkan dengan tepat, akan berdampak munculnya migrasi penduduk desa pinggiran kota ke kota dan daerah maju,” ujar Marwan dalam rilis yang diterima CNN Indonesia, Senin (28/9).
Marwan menganggap potensi sumber daya manusia di desa dapat lebih dikembangkan jika dibandingkan SDM yang ada di kota-kota besar. Jumlah penduduk Indonesia yang lebih banyak berada di desa dibanding di kota menjadi sebab anggapan tersebut dimiliki Marwan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2010 lalu, jumlah penduduk yang tinggal di desa berjumlah 119 juta jiwa. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding penduduk kota yang hanya 118 juta jiwa.
Sementara itu, BPS juga mencatat adanya 62 persen penduduk miskin di Indonesia yang hidup di kawasan pedesaan.
Untuk mendukung pengembangan potensi SDM di desa sekitar kota, Marwan pun mendorong dikeluarkannya kebijakan pengelolaan yang tepat di sana.
"Kebijakan pengelolaan transisi pedesaan di pinggiran kota mencakup dua hal. Pertama adalah pengembangan usaha ekonomi lokal dan yang kedua adalah peningkatan keterampilan dan kapasitas masyarakat," ujarnya.
Desa di pinggiran kota dipandang merupakan kawasan yang heterogen serta memiliki potensi industri, telekomunikasi, perdagangan dan perumahan yang semakin berkembang.
Marwan memandang segala ciri desa pinggiran kota itu bisa menjadi peluang yang besar untuk meningkatkan aliran investasi dan produksi di sana.
(utd)