Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan membenarkan bakal memanggil Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah siang ini. Pemanggilan bertujuan untuk memintai Fahri keterangan ihwal ucapan kontroversialnya di televisi nasional beberapa waktu lalu.
"Pak Fahri dipanggil untuk hadir ke MKD pukul satu siang ini, atas laporan Pak Inas komisi VII soal penggunaan istilah
bloon atau semacamnya itu," kata Junimart di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/10).
Junimart menjelaskan dalam pemanggilan ini, MKD akan meminta penjelasan kepada Fahri soal pernyataannya yang menimbulkan kontroversi di kalangan anggota dewan itu. Ada pun anggota dewan yang membuat laporan ke Mahkamah Dewan adalah anggota komisi VII dari Fraksi Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir.
Kasus ini bermula saat Inas melaporkan Fahri ke MKD pada 24 Agustus 2015 silam. Dalam laporannya, Inas menyertakan video rekaman diskusi Fahri di salah satu televisi swasta saat dia mengungkapkan ucapan kontroversial 'rada-rada bloon' tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan kontroversial Fahri terlontar saat dilibatkan dalam diskusi dengan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti soal tujuh proyek DPR.
Saat itu, Fahri menjawab kritik dari Ray dan menjawab latar belakang soal tujuh proyek tersebut. Lantas ia mengatakan dalam sistem demokrasi masih terdapat celah orang yang tidak cerdas untuk menduduki kursi parlemen. Berikut adalah sepenggal pernyataan Fahri yang beredar videonya di jejaring sosial You Tube.
"Orang dalam demokrasi itu tidak dipilih karena disukai oleh pimpinan negara atau ditunjuk oleh presiden, tapi dipilih oleh rakyatnya sendiri. Bukan karena dia cerdas, tapi rakyat suka dia, makanya kadang-kadang banyak orang juga datang ke DPR ini tidak cerdas, kadang-kadang mungkin kita bilang rada-rada bloon begitu," ucap Fahri kala itu.
Sedangkan Inas yang melaporkan Fahri ke MKD mengetahui ucapan Fahri tersebut dari konstituennya yang memberitahu dirinya. "Saya tahu berita ini disebut bloon dari konstituen saya. Astagfirullah. Jadi tentu saja konstituen kita tidak senang orang yang mereka pilih dikatain begitu. Saya juga tidak senang," kata Inas saat itu.
(sip)