Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Perwakilan Rakyat bersama pemerintah bertemu dan membahas lebih lanjut mengenai bencana kabut asap yang saat ini belum membaik di Indonesia. Dalam pertemuan yang dilakukan di DPR, hadir pula Pipit, warga Palembang, Sumatera Selatan, yang menjadi korban kabut asap.
Dalam pertemuan itu, Pipit mengungkapkan kabut asap sudah benar-benar mengganggu keseharian warga, salah satunya adalah anak-anak.
"Anak-anak mulai terganggu. Bosan di dalam ruangan. Mereka tidak peduli (asap). Inginnya keluar," ucap Pipit di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Jumat (16/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia menceritakan warga Palembang yang mayoritas bekerja sebagai petani sawit dan karet. Pipit menuturkan warga Palembang menghadapi dilema akan kemungkinan merugi apabila memanen sawit saat kondisi asap masih buruk.
Menurut informasi yang diterimanya, lahan yang banyak terbakar adalah lahan produktif.
"Kelakar saya, mungkin sengaja dibakar karena panen lebih mahal," tutur Pipit.
Menanggapi itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan pemerintah sedang melakukan investigasi di area yang terbakar. Menurutnya, dari hasil investigasi tersebut kan terlihat apakah area itu sengaja dibakar atau tidak.
Mengenai harga jual, Menteri Siti menuturkan akan menyampaikan keluhan Pipit kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Adapun Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengimbau anak-anak agar tidak keluar dari rumah dulu. Pemerintah akan mengirimkan bahan-bahan agar anak-anak memiliki aktivitas di rumah.
Dalam pertemuan itu, hadir Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq, Wakil Ketua Komisi I Hanafi Rais, Wakil Ketua Komisi I Tantowi Yahya, anggota Komisi I Effendy Simbolon, dan Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron.
Sementara itu dari pihak pemerintah hadir Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
(obs)