Ratusan WNA Pembobol ATM Berkeliaran di Indonesia

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 20:14 WIB
Tercatat 300 kasus kejahatan siber yang diduga dilakukan oleh warga negara di Indonesia pada paruh pertama 2015.
WN Ukraina pembobol internet banking. (Detikcom/Mei Amelia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim) telah menetapkan ratusan tersangka warga negara asing yang diduga terlibat dalam kasus pembobolan data mesin anjungan tunai mandiri (ATM).

"Disidik tersangka ada 119 orang di beberapa kota. Dari Eropa timur, Taiwan, Hongkong. Ini kerjaan besar dan tidak sembarangan," kata Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Anang Iskandar di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (20/10).

Satu tersangka di antaranya, Iliev Dimitar Nikolov, saat ini sedang dalam proses penjemputan di Bosnia. Warga Bulgaria diduga sebagai pelaku utama dalam kasus penipuan yang mengincar warga asing ini.
Untuk mengejar para tersangka itu, kata Anang, Polri juga bekerja sama dengan Kepolisian China dan Interpol. "Ini jaringan memang sindikat, ada bagian mencuri data, duplikasi ATM, dan narik uang," kata Anang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duplikasi adalah modus skimming yang digunakan para pelaku. Dengan modus ini, pelaku menggandakan data ATM korban yang berada di Eropa untuk ditarik di tempat lain.
Menurut Anang, kelompok ini beroperasi di Jakarta dan Bali. Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Komisaris Besar Agung Setya mengatakan kelompok Iliev adalah komplotan Bulgaria yang paling dicari. Kepolisian Eropa atau Europol mencatat kerugian akibat modus skimming mencapai 1,5 miliar Euro.

"Dipantau oleh Europol di Bali kelompok Iliev menarik nasabah yang berada di Eropa dan negara lain di 509 ATM dengan total penarikan sebanyak 5.500 kali," kata Agung.
Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mencatat 300 kasus kejahatan siber yang diduga dilakukan oleh warga negara di Indonesia pada paruh pertama 2015.

Direktur Jenderal Imigrasi Ronny Sompie mengatakan, warga asing itu menggunakan Indonesia sebagai basis operasi untuk melakukan penipuan di luar negeri.

"Kami memang belum sampai tajam mendalami mengapa Indonesia bisa sampai dijadikan markas mereka. Tapi hal ini tentu tidak bisa kita biarkan," kata Ronny. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER