Jakarta, CNN Indonesia -- Peletakan bahan peledak di Mal Alam Sutera oleh tersangka LWK bermotif pemerasan. Tersangka yang tengah dilanda masalah keuangan memeras pengelola mal dengan ancaman akan terus menaruh bom.
Menurut Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti, Kamis (29/10), tersangka menghubungi manajemen mal melalui email.
"Minta uang ke manajemen sebesar Rp 300 juta, baru ditransfer Rp 750 ribu," kata Khrisna di Polda Metro Jaya.
LWK merupakan karyawan sebuah perusahaan teknologi informasi. Kantornya terletak tak jauh dari Mal Alam Sutera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahu cara membuat bom dari internet, LWK kemudian punya ide untuk mendapatkan uang. "Tahu bom dari internet, belajar, lalu punya ide untuk mendapatkan uang," katanya.
(Ikuti FOKUS: Ledakan Mall Alam Sutera)Lima bom sudah dibuat LWK. Dua di antaranya sudah meledak di Mal Alam Sutera. Bom pertama meledak pada Juli lalu dan bom kedua meledak kemarin.
Sementara dua bom lainnya gagal meledak meski sudah diletakan di area mal. Satu bom diletakan di tempat makan mal sementara bom lainnya diletakan di sebuah tong sampah.
Sementara satu bom lainnya berhasil dijinakan petugas. Bom tersebut ditemukan di rumah LWK di kawasan Serang, Banten.
LWK ditangkap kemarin beberapa jam setelah ledakan. Ia ditangkap di sekitar Mal Alam Sutera. Petugas kemudian menggerebek rumahnya di kawasan Serang, Banten.
Dari rumah ini, petugas mengamankan bahan peledak aktif yang mirip dengan bom yang meledak di Mal. LWK kini ditahan petugas untuk dimintai keterangan seputar ledakan tersebut.
(sur)