Jakarta, CNN Indonesia -- Erupsi Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat masih mengganggu penerbangan. Pengelola pun memutuskan memperpanjang penutupan Bandara Internasional Lombok dan Bandara Selaparang Lombok sampai Senin (9/11) pagi.
Itu disampaikan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, J.A. Barata melalui keterangan tertulis, Minggu (8/11).
"Sesuai Notam nomor B2728/15 dan C3526/15, Bandara Internasional Lombok (Lombok Praya) dan Bandara Selaparang Lombok penutupannya diperpanjang sampai dengan Senin (09/11) pukul 07.45 WIB WIB (estimasi) karena masih terdampak aktivitas Gunung Rinjani (debu vulkanik)," demikian keterangan tertulis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akun Twitter resmi Angkasa Pura pun menyampaikan hal yang sama. Berdasarkan gambar pergerakan debu vulkanik yang diunggah BMKG ke Twitter dari RGB Citra Satelit Cuaca Himawari, Sabtu (8/11) pukul 05.00 WIB, abu memang masih terkonsentrasi di kawasan Lombok. Sementara Bali sudah aman, Bandara Ngurah Rai pun sudah normal.
Ini merupakan hari ke-enam penutupan bandara. Bandara di Lombok sudah ditutup sejak dikeluarkannya Notam pertama, Rabu (4/11). Penutupan terus diperpanjang karena abu vulkanik akibat aktivitas Gunung Barujari yang merupakan anak Gunung Rinjani, masih mengganggu penerbangan.
Status Rinjani dan Barujari, mengutip Twitter BMKG, pun masih waspada. Sabtu kemarin, pukul 00.00 sampai 06.00 WIB pantauan BMKG menunjukkan cuaca terang, angin tenang, namun masih ada asap letusan tebal dan tinggi yang condong ke Timur.
Meminimalisasi dampak abu vulkanik di Lombok, Badan Penanggulangan Daerah setempat telah membagikan ribuan masker ke masyarakat.
(rsa)